Indonesia punya segudang pesona wisata untuk dikunjungi. Dari Sabang hingga Merauke, semua memunyai destinasi wisata yang sayang bila tak dikunjungi. Namun, biaya dan akomodasi yang mahal membuat para pelancong terus berpikir untuk mendapat biaya termurah sesuai dengan kantong masing-masing.
Biasanya, untuk  Jawa, tren ngecer sudah biasa bagi masyarakatnyai. Biaya yang mahal bila pergi ke daerah jauh, membuat orang memilih tidak menggunakan satu armada langsung kalau biayanya cukup mahal. Misalnya, berangkat dari Malang ke Jakarta. Bila harga tiket bus atau pesawat yang kurang lebih mencapai 300ribu hingga 600ribu, ada beberapa pilihan, naik bus atau kereta api dari Malang ke Surabaya, kemudian dari Surabaya ke Semarang, lalu dari Semarang ke Jakarta, yang rata-rata biayanya hanya menghabiskan kurang lebih 200ribu.
Kendala yang sering dihadapi dalam setiap keberangkatan ke daerah lain adalah calo di terminal bus, stasiun KA, dan pelabuhan. Kejadian yang paling kontras biasanya di terminal bus dan pelabuhan. Mungkin para calo bermaksud menawarkan jasa agar penumpang tidak perlu repot membeli tiket di loket yang cukup jauh. Tetapi, tak jarang pula semua terkesan memaksa dan memeras penumpang.
Untuk antisipasi semacam ini, ada bagusnya penumpang bus memilih berangkat dari agen bus yang lokasinya tidak di dalam terminal. Sejauh mungkin untuk tidak berada langsung di dalam terminal.
Umumnya juga, semua armada bus selalu memberikan keamanan dan kenyamanan kepada penumpangnya. Jadi tak perlu segan untuk bertanya dan meminta kepada supir atau kondektur bus untuk menunjukkan tempat teraman berhenti selain di terminal. Bukan rahasia lagi, di dalam terminal atau dermaga pelabuhan selalu ada orang-orang iseng yang selalu memanfaatkan kita. Tempat teraman untuk berhenti itu biasanya adalah SPBU, rumah ibadah, atau tempat strategis lainnya.
Bagi yang hendak berpergian dengan kapal laut, biasakan pergi berbarengan dengan penumpang kapal lain atau meminta jasa pihak keamanan agar terhindar dari para calo yang biasanya lebih dulu menghampiri kita. Jangan pula segan meminta bantuan penumpang kapal lain untuk sekedar keluar dari pelabuhan, misalnya minta tumpangan bila berkenan.
Hal-hal yang saya utarakan bukan menjadi cerita horor bagi kita. Saya sendiri pernah merasakan perjalanan yang demikian dan berbagai halangannya, terutama dari segi keamanan. Hal yang perlu diingat, tempat berkumpul orang banyak, seperti terminal, stasiun KA, bandara, dan pelabuhan sering menjadi tempat bermain orang-orang yang tak bertanggung jawab. Selepas dari itu, keramahan dan kehangatan masyarakat setempat akan menyambut kedatangan kita.
Kejadian-kejadian di atas juga tidak bisa digeneralisir menyeluruh ke seluruh wilayah Indonesia. Tinggal kita membuat mind mapping tujuan dan rencana-rencana matang sebelum berpergian jauh.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H