Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tensi Pemilu Naik, Harga Beras Naik, Mampukah Elit Politik Bertindak Bijaksana?

23 Februari 2024   05:42 Diperbarui: 23 Februari 2024   07:50 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi harga beras naik. (Foto: KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO)

Pemungutan suara untuk pemilihan telah selesai. Sebagaimana diketahui, paslon Prabowo-Gibran memperoleh suara tertinggi versi quick count dari sejumlah lembaga survei.

Jika mengamati pemilu-pemilu sebelumnya, laporan quick count bisa menjadi acuan utuk mengetahui siapa pemenang dalam Pemilu. Hanya saja, publik tetap perlu menunggu hasil resmi dari KPU yang akan disampaikan pada bulan depan.

Tentu, pihak yang kalah dalam versi quick count tidak langsung menerima sampai pengumuman disampaikan. Namun, suara perlawanan mulai digencarkan.

Pembacaan politik Indonesia hari ini pun mulai berubah dibanding sebelum pemungutan suara. Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo yang berada di posisi terakhir perolehan suara versi quick count sekarang mengusulkan adanya hak angket DPR.

"Dalam hal ini, DPR dapat memanggil pejabat negara yang mengetahui praktik kecurangan tersebut, termasuk meminta pertanggung jawaban KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) selaku penyelenggara Pemilu," kata Ganjar dalam keterangannya, Senin (19/2/2024), mengutip laporan Kompas.tv.

Capres nomor urut 01 Anies Baswedan juga mendukung gagasan Ganjar supaya dewan mengajukan hak angket tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menilai usulan tersebut berlebihan.

Memang, dalam setiap pemilu, pihak yang kalah dalam perhitungan sementara melakukan perlawanan. Tidak semudah itu menerima langsung hasil pemilihan umum.

Hal yang menarik adalah kata "curang" diangkat kembali dalam perhelatan ini. Bertanya sampai kapan kata tersebut hilang dari pergelaran pemilu.

Kecurangan dalam pemilu adalah gambaran buruk dalam upaya membangun demokrasi yang sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun