Meski demikian dalam beberapa konteks, persepsi masa muda dan masa tua berbeda dari pandangan umum. Seorang walikota berusia 40 tahun dapat dianggap sebagai pemimpin muda.
Di sisi lain, Anda bisa menyaksikan bagaimana organisasi pemuda ternyata menghimpun orang-orang berusia 50 tahun ke atas. Orang lain mungkin menerima kenyataan tersebut, tetapi izinkan aku untuk menertawakannya.
Menjadi dewasa adalah masa-masa yang menghadirkan cakrawala dalam keadaan yang sulit diukur.
Apakah kebahagiaan dan sukacita itu datang atau harus diraih? Apakah aku harus menolak kutukan dan segala ancamannya, atau justru menerimanya sebagai bagian hidupku?
Aku memahami bahwa segalanya menjadi buruk dan suram. Tinggal di dalam kemiskinan, bahkan aku tidak memiliki tabungan di dalam rekening bank. Ini adalah bagian yang harus aku terima, menikmati kehidupanku selagi aku memang bisa.
Konsekuensi ini kemudian membawa aku sering melamunkan hal-hal indah dan menyenangkan.
Dan seperti kebanyakan orang, aku memikirkan masa muda, di mana aku bebas tertawa atas nestapa orang lain, mengutuk dan menghujat orang lain selagi aku memegang apa yang kuyakini benar.
Orang dewasa dan orang muda adalah dua kata sifat yang berbeda. Bukan hanya mencakup referensi usia, tetapi bagaimana mentalitas orang melihat dunia secara berbeda.
Kejadian ini pernah aku alami, tepatnya 11 tahun silam. Saat itu, aku merasa memulai kehidupan baru sebagai calon mahasiswa.
Ada rasa bangga. Setelah aku membicarakan rencana kepergianku kepada Linda, keesokan harinya, aku memberanikan diri untuk berbicara kepada orangtuaku.
Bapak adalah orang pertama yang kuberitahu tentang diterimanya aku sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya.