Keesokan harinya, setelah kekalahan Paris Saint-Germain, cerita menarik tersajikan usai laga Chelsea melawan Real Madrid.
Eden Hazard tertangkap kamera tertawa bersama pemain Chelsea, Kurt Zouma dan Edouard Mendy selepas pertandingan. Tak ada kemarahan, tak ada kesedihan. Sikap yang tak biasa bagi pemain dalam kekalahan.
Seperti Di Maria, perdebatan terjadi di media sosial menyikapi sikap Eden Hazard. Warganet menyampaikan pendapat pro dan kontra.
Beberapa mencela cara Hazard karena ini adalah kali kedua ia tertangkap kamera media melemparkan tawa seusai pertandingan Madrid dan Chelsea. Ia tak patut mengungkapkan kebahagiaan saat kekalahan klubnya.
Warganet lain menilai tak ada yang salah pada tawaan Hazard mengingat dirinya adalah bekas pemain Chelsea. Jadi, kedatangannya ke Stamford Bridge adalah momentum melepas nostalgia.
Barangkali, hati Hazard sebenarnya tertekan menerima kekalahan Madrid dan menyembunyikan kesedihannya. Real Madrid sebagai jawara 13 kali Liga Champions pun tak punya alasan cukup untuk menyesali kekalahan tersebut.
Apapun kebenarannya, hanya Hazard dan Tuhanlah yang tahu isi hati pemain Belgia tersebut.
Di Maria, Verratti dan Eden Hazard menunjukkan kontrasnya perbedaan pemain menyikapi kekalahan: kekerasan fisik dan ekspresi bahagia.
Di Maria dan Verratti merepresentasikan suasana batin pendukung. Ultras Paris sebelumnya menuliskan pesan kepada mereka agar bermain sebagai petarung. Itu pula yang mereka terjemahkan secara harfiah di atas lapangan.
Sementara si Hazard mewakili wajah pemenang. Meski kalah, jangan lupa bahagia.