Tetangga adalah saudara terdekat. Ini salah satu penjelasan dari sekian banyak istilah untuk menggambarkan hidup akrab bersama tetangga.
Akan tetapi, manusia adalah makhluk unik dan memiliki watak berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itulah yang memberikan warna-warni hidup bertetangga.
Jika masing-masing tetangga memiliki kecocokan hobi dan selera, maka kehidupan terasa damai dan nyaman. Apapun yang dibicarakan, pasti mudah untuk seia sekata.
Sebaliknya, jika ternyata pendirian si tetangga berbeda teguh, maka lebih banyak drama yang terjadi tiap harinya.
Hubungan antar tetangga tampak seperti hitam dan putih. Ada tetangga baik, ada tetangga buruk. Padahal, bertetangga idealnya membangun relasi sosial yang sehat.
Kejadian di Depok yang viral di media sosial tempo hari dapat menjelaskan bagaimana ngeri-ngeri sedap hidup bertetangga selama ini.
Ceritanya, ada tetangga pengangguran, namun memiliki banyak uang. Ia dicurigai dapat mengumpulkan banyak uang karena menggunakan babi ngepet, makhluk jadi-jadian yang mencuri uang warga.
Tentu, kesimpulan berbau mistis tersebut sangat subjektif dan sulit dibuktikan kebenarannya secara positif atau nyata.
Pada akhirnya, orang yang bersangkutan meminta maaf atas tudingannya yang membuat geger warganet. Kisah babi ngepet ini memperlihatkan adanya ketidakharmonisan antar tetangga.
Era digital saat ini sangat memungkinkan orang untuk bekerja dari rumah alias remote.
Mungkin juga si tetangga berprofesi sebagai animator, trader, dropshipper atau profesi lain yang tak perlu penampilan layaknya pekerja pada umumnya.