UEFA sudah menyampaikan langkah tegas demi menggagalkan kompetisi tersebut. Mereka pun berencana menempuh jalur hukum untuk menghalau terjadinya kompetisi tersebut.
Dalam keterangan resminya, UEFA bersama Asosiasi Sepak Bola negara terkait menyatakan akan menghukum tim dan pemain yang nekat mengikuti European Super League, laporan Kompas.com.
Ada tiga hukuman yang disiapkan UEFA,
Pertama, denda dan dikeluarkan dari Asosiasi Sepak Bola negara asal sehingga tidak bisa mengikuti kompetisi domestik.
Kedua, larangan mengikuti kompetisi di bawah naungan UEFA dan FIFA.
Ketiga, pemain dilarang membela tim nasional negara masing-masing.
Klub elit walau minim prestasi
Kontroversi penyelenggaraan kompetisi sepak bola Eropa seperti mengulang kejadian di masa lampau. Jika benang merah masalah ditarik, latar belakangnya tak jauh dari persoalan harga diri dan uang.
Pada putaran pertama European Cup musim 1987/88, Real Madrid dan Napoli, dua klub besar dari Spanyol dan Italia harus bertemu sejak awal kompetisi.
Kala itu, Real Madrid menumbangkan Napoli dengan skor agregat 3-1 di putaran pertama European Cup. Kalah dan menang adalah hal biasa. Akan tetapi, menurut laporan media si.com, pertandingan Real Madrid dan Napoli menjadi titik kritis untuk sepak bola Eropa.
Silvio Berlusconi, pemilik AC Milan, adalah orang yang kecewa atas kegagalan Napoli di pentas Eropa. Dia meminta model European Cup yang memainkan model olahraga merit sejak 1955 harus dilupakan.
Saat itu, penentuan siapa lawan siapa dilakukan lewat undian. Cara inilah yang membuat kompetisi European Cup dengan gaya merit dikritik. Masa, klub besar seperti Madrid dan Napoli yang kala itu diperkuat Maradona harus bertempur di putaran pertama.