Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

4 Alasan Ghosting Cara Buruk Akhiri Hubungan

7 Maret 2021   18:33 Diperbarui: 7 Maret 2021   19:40 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ghosting adalah cara perilaku meninggalkan pasangan secara tiba-tiba tanpa memberikan penjelasan dan memutus semua jalur komunikasi.

Perlu diketahui, ghosting berbeda dari tindakan melarikan diri dari pasangan toxic. Ghosting lebih diartikan sebagai bentuk penghindaran.

Banyak orang mengalami dan melakukan hal serupa, termasuk penulis pribadi. Beberapa korban ghosting bisa memaklumi dan berbesar hati untuk menerima hubungannya kandas. Mungkin bukan jodoh.

Namun demikian, ghosting adalah cara buruk untuk mengakhiri hubungan. Mengapa demikian?

1. Pasangan menjadi cemas

Bagi pasangan yang di-ghosting, mereka kemungkinan akan mendapat perasaan cemas dalam jangka panjang di kemudian hari.

Sebuah studi mengenai strategi mengakhiri hubungan pada 1970-an, mengutip Huffington Post, menyebutkan bahwa penerima atau korban ghosting merasakan kerugian karena frustrasi melihat masa lalu dan mendapati diri dengan rasa malu ketika berada di lingkungan kerja atau keluarga.

Kondisi semacam ini pernah saya tulis sebelumnya di sini.

Vokalis Green Day, Billie Joe Armstrong dihantui rasa penasaran dan beribu tanda-tanya setelah di-ghosting kekasihnya Amanda pada 1994 silam. Kecemasan itu terus terbawa hingga pernikahan yang dituangkan dalam sejumlah lagu ciptaannya.

Baca juga: Ghosting Orang? Pecundang dan Nggak Keren

2. Kecenderungan menghindari konflik

Tidak hanya korban, pelaku ghosting pun bisa menerima kerugian karena merasa bersalah melakukan ghosting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun