Apa cara warganet Indonesia yang suka menyerang akun tertentu dapat menyimpulkan watak orang Indonesia sesungguhnya? Tidak juga. Saya masih meyakini orang Indonesia ramah. Laporan DCI juga menyebut ada kenaikan poin terhadap empati.
Beberapa pengguna Twitter mengatakan, ada perbedaanperilaku seseorang di media sosial dan dunia nyata. Mungkin di media sosial, orang terlihat aktif, tetapi di dunia nyata, dia pendiam.
Pendapat di atas tepat dalam satu sisi. Kita barangkali pernah mengalaminya. Hanya saja, niat warganet berkunjung ke akun Microsoft benar-benar di luar dugaan.
Peristiwa itu seperti hendak menunjukkan kepada dunia, "jangan mengusik kami jika tidak ingin diganggu"
Namun, bisa jadi serangan ke akun Microsoft sebenarnya menunjukkan bahwa kita adalah orang yang paling pintar menyimpan kekecewaan yang tertimbun lama.
Apesnya Microsoft harus menanggung semua kekecewaan yang terakumulasi, entah dosa apa yang mereka lakukan.
Teringat juga bagaimana reaksi warganet terhadap pesohor Instagram Dayana beberapa waktu terakhir. Orang luar negeri akan melihat kita sebagai orang yang mudah bereaksi atas apa yang tidak menyenangkan.
Orang reaktif cenderung bersikap spontan. Jika orang terlatihuntuk berpikir dan sopan, maka reaksi yang keluar akan sebanding dengan itu.
Akan tetapi, bila orang terbiasa malas berpikir, maka komentar kebencian dan kebodohan itu adalah cerminannya.
Saya tidak habis pikir sebagian orang bisa merasa bangga atas kenorakan ini. Semestinya laporan DCI menjadi bahan untuk membuka ruang interospeksi, tetapi itu tidak menguntungkan.
Menemukan kesalahan diri apalagi mengakuinya adalah hal langka. Sebaliknya, melakukan pembenaran dengan mencari kesalahan orang lain adalah perkara mudah.