Pandemi Covid-19 menekan pelbagai lini kehidupan sehingga memaksa orang melakukan pencarian kreatif yang solutif untuk sesegera mungkin keluar mengakhiri bencana ini.
Perubahan demi perubahan terus diperlihatkan. Dalam setahun terakhir, kita mendefinisikan ulang kehidupan sebagai new normal dan next normal dengan maksud memberdayakan manusia untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Namun, cepatnya virus corona menyebar dan menginfeksi orang menyebabkan masing-masing individu harus mengurung diri di rumah. Menghadirkan kisah-kisah penyintas sekilas dapat mengubah suasana hati untuk menjaga asa optimis. Â
Demikian halnya, dalam kesunyian di balik tembok rumah, kita gencar untuk mencari pengalaman otentik selama masa pandemi Covid-19.
Pengalaman otentik itu mengajak kita melihat sisi kemanusiaan dari tiap orang.
Tema kemanusiaan inilah yang kemudian menjadi bahan obrolan saya dengan wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang.Â
Sebagai wartawan di rubrik Lifestyle Tribun Jateng, Akhtur bekerja untuk menuliskan banyak kisah wanita-wanita inspiratif dari beragam latar dan profesi di Jawa Tengah.
Para wanita yang ditemuinya menambah persepsi untuk dipikirkan lelaki asal Denpasar, Bali ini. Mereka memiliki pengalaman hebat yang menginspirasi, bukan karena faktor penampilan fisik atau kecantikan.
Akhtur memulai perbincangan dengan menceritakan pengalaman narasumbernya, Sri Ambarwati, pemilik Batik di Salatiga yang menarik perhatian dirinya dalam masa pandemi Covid-19.
Sebagaimana diketahui, krisis Covid-19 membatasi pergerakan dan kerumunan orang sehingga berdampak pada roda perekonomian dengan turunnya penawaran di toko-toko termasuk usaha batik Sri Ambarwati.