Kebanyakan ngechat itu, 'aku ga mau gratis, maunya beli.' Akhirnya dinas-dinas pesan masker. Ada pemasukanlah walau belum stabil. Dan dia selama itu juga rajin posting di sosial media. Jadi, maskernya diposting dengan menyertakan hashtag LapakGanjar.
Di hashtag itu kamu dapat menemukan beribu ribu UMKM dan kebetulan dari sana banyak juga nomor asing nanya batiknya [...] hingga tiba-tiba Asisten Pak Ganjar [Gubernur Jawa Tengah] menelepon dan nelponnya dalam perjalanan ke arah Salatiga dari Semarang. Ya, gimana ngga kaget kan, tiba-tiba nelpon udah di perjalanan ke batik itu. Mulai dari sana ramai pejabat-pejabat mulai pesan.
Pak Ganjar berkunjung ke lokasi usahanya?
Iya, Pak Ganjar ke butiknya
Kapan?
Kayaknya Agustus atau September [2020]. Dia sebelum pandemi sudah ngerjain kerja dari rumah. Dia itu benar-benar, namanya karena... dia apa ya, dia itu perempuan. Dia berkeyakinan perempuan kelak jadi orangtua, jadi ibu adalah hakikatnya di rumah.
Makanya dia sedih, yang aku tangkap, ketika dia jauh dari anak dan suami. Dari situ, karyawan-karyawannya yang kebetulan penjahit banyak perempuan dia nerapin konsep itu supaya karyawannya bisa kerja di rumah dan dekat sama anak. Ini jauh sebelum ada pandemi sudah nerapin kerja dari rumah.
Ketika ada pandemi, dia ngga terlalu kaget?
Ya, kagetnya pasti ke pemasukan. Untuk fasilitas dan bahan, difasiltiasi. Si karyawan gerak aja. Karena efek [tagar] Lapak Ganjar, karyawannya kebanyakan gawean, akhirnya karyawannya buka lapangan kerja mempekerjakan orang-orang di sekitaranya.
Dirimu mau mengikuti jejaknya?
Aku dapat aja cerita. Setiap edisi Smart Woman banyak belajarlah, setidaknya ngga perlu hal besar, hal kecil juga.