Gedung opera di pusat kota dipenuhi orang-orang yang datang dari gang-gang kecil perkampungan dan lorong-lorong perkantoran. Mereka berjalan dengan langkah kecil menembus pintu, Â mencari nomor di deretan bangku seperti yang tertera pada karcis masing-masing.
Bayangan mereka hanya menampakan sosok Derira, sang penari yang akan tampil di hadapan mereka. Tak satupun di antara laki-laki yang memasuki gedung mengenal dia. Derira selama beberapa minggu belakangan menjadi buah bibir di warung-warung kopi dan panggung disko tengah malam.
Rasa penasaran akan paras manis Derira mulai menggetarkan dada.
Mereka mulai menempati bangku masing-masing yang terbagi dalam beberapa kelas meskipun beberapa buruh mampu membayar dua kali lipat kursi terdepan. Namun, pengelola lebih meyakini bahwa para Direktur akan lebih bermanfaat ketimbang uang Rp70 juta yang dapat lenyap hanya dalam semalam saja.
Sorotan lampu menerangi tirai merah yang mulai memperlihatkan tubuh Derira yang tegak berdiri menatap dunia di depannya. Pertunjukan dimulai tanpa kata sambutan dan pengantar.
Derira muncul dengan ujung jari menyentuh selendang yang melilit lingkaran lehernya. Dia melenggokan badannya dengan lengan bertumpu pada pundak yang kaku. Dia sesekali menundukan kepala, menjijit kaki kanan di atas lantai lalu menangkap langit dengan kedua tangannya.
Tiga puluh menit lamanya para pria terkesima seperti pasien sakit jiwa yang kehilangan akal dan mengira musibah yang mereka bawakan malam ini telah dilenyapkan oleh Tuhan.
Pertunjukan selesai dengan begitu singkat. Namun, seorang lelaki parih baya terlihat berjalan menuju panggung di mana Derira masih berdiri tersenyum. Pria itu datang mengungkapkan cinta kepadanya.
"Nona Derira, kekayaan yang aku bangun dengan susah payah selama 20 tahun belum sempurna sama sekali. Ternyata kau adalah bagian yang sempurna itu," kata pria yang memiliki dua perusahaan tambang sembari menyalam tangan Derira.
Namun, belum selesai dia berkata, lelaki lainnya menyahut Derira.
"Aku seorang pengembara. Dan harus kuakui kau adalah wanita terindah dari semua tempat yang pernah aku singgahi. Sudikah kau ikut mengembara denganku malam ini?" kata pria muda itu.