Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pejuang yang Malu dengan Pikirannya

18 Juli 2016   01:40 Diperbarui: 18 Juli 2016   01:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Andai aku mengira
malam kita masih tercerai-berai
pertama, anaknya ada yang bermimpi
fajarnya terbit di kolong burit jalan

walau saudara masih menjerit
yang malam tidak nikmat
kemari datang kau
kita masih bersaksi tentang kemiskinan
yaitu orang tersiksa
malu, enggan berbisik
orang menahan malu
malu yang bukan dosanya

Aku takut memahaminya
kelak bercanda bahagia ini
uang menjadi ladang tanah
sebulir abu menukar pakaian
apa yang akan tersebut

Sekurang-kurangnya niatku tertunda
tak berujung diberi waktu
masih pikiran akan mereka
aku terlambat terkutuk
untuk bisa merayap badan
mengena kerikil-kerikil
itu semua sakitkan badan

Apa boleh kubalas segala?
cita-citaku mau kekal surgawi
agar tidak beralasan hasrat
yang terbilang dari penyamun
beroleh iman yang mulia

saudara, kau dapatkan itu?
aku memberinya beralasan
dengan semampuku
sedang aku juga terlantar sama
ingin sebaris berjuang bersamamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun