Tutup Ngisor adalah dusun kecil di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Dusun ini lahir tahun 1922 yang digagas oleh Mbah Tutup dan kemudian kepemimpinan Dusun Tutup Ngisor ini diteruskan oleh anak-anaknya Mbah Tutup. Tutup Ngisor lahir membawa karakter seni. Itulah yang menjadikan Dusun Tutup Ngisor memiliki keunikan tersendiri sehingga dianggap sangat berbeda dengan dusun atau desa lain. Â
Mbah Tutup menggagas Dusun Tutup Ngisor dengan karakter seni yang menyimpan sejumlah tujuan dan cita-cita bagi masa depan Tutup Ngisor. Tujuan berdirinya Tutup Ngisor dengan karakter seni adalah untuk membangun kesadaran masyarakat akan suatu ruang interaksi antar satu dengan yang lain.
Ruang interaksi terletak di dalam seni. Seni dijadikan sebagai media utama untuk mengungkapkan perasaan hati, pikiran dan tindakan setiap orang. Selain itu, seni juga sebagai media untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup setiap orang.
Seni di Tutup Ngisor diteruskan dari jaman ke jaman, dari keturunan lama ke keturunan baru karena seni telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Tutup Ngisor. Sampai saat ini seni tetap dibudayakan agar selalu hidup untuk diteruskan di masa yang akan datang. Seni memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat Tutup Ngisor. Seni menjadi alat untuk membangun kesadaran solidaritas antar tetangga. Seni juga membangun ekonomi masyarakat di Tutup Ngisor sehingga mereka selalu merasakan kesejahteraan sosial dan ekonomi sampai detik ini.
Kesadaran solidaritas antar tetangga yang dimiliki oleh masyarakat Tutup Ngisor dapat dilihat dari keharmonisan hubungan antar tetangga. Hubungan selalu dibangun atas dasar kekeluargaan untuk saling berbagi, membantu satu dengan yang lain. Contoh kecil dari solidaritas yang dimiliki oleh masyarakat Tutup Ngisor ketika salah satu dari antara mereka akan mendirikan rumah baru atau akan memperbaiki rumah yang rusak.Â
Hubungan ketetanggaan ini dibangun lewat kebersamaan masyarakat Tutup Ngisor dengan bergotong-royong, membantu sesama untuk mendirikan rumah baru atau memperbaiki rumah yang rusak tanpa dibayar secara materil.
Budaya gotong royong ini memberikan sejumlah keuntungan bagi masyarakat Tutup Ngisor karena bisa meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan ketika ingin membuat sesuatu. Kesadaran Solidaritas ini tidak terlepas dari seni yang menjadi ciri khas Tutup Ngisor itu sendiri.
Ketika dilihat dari sisi ekonomi, kontribusi seni terhadap masyarakat Tutup Ngisor sangat besar. Betapa tidak, seni yang digalakkan di Tutup Ngisor mampu menarik perhatian masyarakat luas.
Atas dasar ketertarikan ini, seni yang awalnya hanya dipertujukkan di Dusun Tutup Ngisor, saat ini seni di Tutup Ngisor banyak diminta untuk dipertunjukkan di berbagai tempat. Dari satu pertunjukkan ke pertunjukkan lain, masyarakat Tutup Ngisor diberikan apresiasi secara materil untuk menghargai setiap aktor di dalam seni.
Pertunjukkan seni yang dilakukan oleh masyarakat Tutup Ngisor di berbagai tempat ternyata menjadikan Tutup Ngisor mampu dikenal oleh banyak orang. Gubernur DIY sebagai Pemerintah Daerah tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta pun tertarik akan seni yang diciptakan oleh Mbah Tutup ini.
Sehingga ketika itu, Gubernur DIY melakukan kunjungan di Tutup Ngisor untuk berdinamika bersama masyarakat Tutup Ngisor dengan karakter seni yang dimiliki. Kunjungan Gubernur DIY tersebut sangat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat Tutup Ngisor.