Mohon tunggu...
EFREM GAHO
EFREM GAHO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya Seorang Penulis

Penulis di NESIATIMES.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi tentang Dusun Tutup Ngisor

28 September 2018   07:56 Diperbarui: 28 September 2018   08:30 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Sitras, Pemimpin Pedepokan Tjipta Boedaya (dokpri)

Selain Tutup Ngisor menjadi pusat perhatian pembangunan sosial dan ekonomi daerah, juga mendapat dukungan finansial untuk membangun ruang fisik dari seni tersebut. Ruang fisik seni yang dibangun tersebut dideklarasikan dengan nama Padepokan Tjipta Boedaya.

Padepokan Tjipta Boedaya. dibangun dengan membawa makna tersendiri, yaitu sebagai tempat perkumpulan manusia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Di tempat ini, sejumlah seni yang ada dalam masyarakat Tutup Ngisor dipertunjukkan.

Selain itu, Padepokan Tjipta Boedaya juga difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu penting di Tutup Ngisor. Bagi masyarakat Tutup Ngisor, Padepokan Tjipta Boedaya merupakan tempat melakukan banyak hal. Dimana perayaan hari-hari penting pada masyarakat dilaksanakan di tempat ini.

Pak Sitras, Pemimpin Pedepokan Tjipta Boedaya (dokpri)
Pak Sitras, Pemimpin Pedepokan Tjipta Boedaya (dokpri)

Saat ini pimpinan dari Padepokan Tjipta Boedaya dipegang oleh anaknya Mbah Tutup yaitu Pak Sitras Jahinin. Dilihat dari aktivitas kehidupan Pak Sitras setiap hari, Beliau ini sangat menjunjung tinggi seni yang diciptakan oleh Bapaknya, Mbah Tutup. Hampir seluruh waktu Pak Sitras diberikan untuk mengurusi seni di Tutup Ngisor.

Pak Sitras percaya kehidupan tanpa seni akan sepi. Oleh sebab itu, Pak Sitras selalu menggalakkan seni di dalam kehidupan masyarakat Tutup Ngisor. Pak Sitras selalu berkaca dengan motivasi orang tuanya dalam membangun seni. Sehingga Beliau merasa sangat memiliki tanggungjawab besar untuk meneruskan tujuan dan cita-cita orang tuanya pada seni ini.

Tutup Ngisor memiliki berbagai macam ragam seni yang di dalamnya pasti memiliki roh tersendiri. Seni-seni itu antara lain yaitu Wayang Wong, Trafa Bocah (Dongeng), Kuda Lumping, Topeng Ireng, Jelantur, Warek, dan lain-lain. Secara umum, seni mempunyai makna sebagai ruang interaksi dan komunikasi antar satu dengan yang lain.

Aktor yang bermain dalam seni, mulai dari anak kecil, anak muda, dan orang tua. Semua aktor memiliki peran yang berbeda-beda namun mereka hanya memiliki satu tujuan yang sama yaitu membangun satu dengan yang lain dengan menggunakan media seni sebagai alat untuk berinteraksi dan mengkomunikasikan segala perasaan, pikiran dan tindakan mereka.

dokpri
dokpri

Dalam seni yang dipertujukkan selalu menciptakan makna lain agar bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa menghilangkan makna lama. Salah satu makna seni baru yang diciptakan oleh masyarakat Tutup Ngisor yakni seni sebagai proses mencari teman. Makna ini telah menjadi prinsip dalam mempertujukkan seni tersebut.

Strategi masyarakat Tutup Ngisor untuk selalu menghidupi seni sebagai media membangun masyarakat baik secara sosial dan ekonomi dengan mengedepankan prinsip kebersamaan, gotong royong (bukan prinsip individual) serta menjaga keutuhan akan kekayaan seni yang dimiliki.

Walaupun seni di Tutup Ngisor dipentaskan di berbagai tempat, namun Pak Sitras sebagai Pimpinan Padepokan Tjipta Boedaya menegaskan bahwa seni ini bukan aset yang bisa dijual, akan tetapi sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus untuk kepentingan bersama.

Oleh :

Efrem Gaho / Penulis dan Alumnus FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun