"Dengan makan bergizi gratis, akan ada uang sebesar Rp 8 miliar beredar di desa. Kita balikkan uang yang tersedot ke Jakarta. Kita balikkan sekarang, uang akan turun ke desa-desa dan ke daerah-daerah."
Pernyataan Presiden Prabowo Suboanto tersebut, disampaikan di Istana Negara belum lama ini. Di mana menurutnya, melalui uang makan untuk anak sekolah, terjadi peningkatan peredaran uang ke daerah-daerah sebesar 800 persen.
Prabowo hendak menekankan bahwa, program makan bergizi tidak sekadar berkaitan ketersediaan makanan untuk anak sekolah, namun anggaran yang turun ke daerah dalam jumlah besar.
Dipastikan anggaran program sebesar Rp 71 triliun yang bersumber dari APBN tahun 2025. Dimana digunakan untuk membangun dan pengelolaan dapur umum sebanyak 1000 unit di Indonesia. Serta pengadaan logistik, hingga penyaluran makan bergizi ke sekolah.
Terbuka peluang kepada semua pihak yang berniat menjadi vendor (berbadan hukum), untuk dapur umum dengan bermohon ke Badan Gizi Nasional. Tentunya diharapkan pihak vendor yang profesional, dalam pengelolaan program makan bergizi.
Di setiap dapur umum akan ditempatkan tenaga pendamping dan puluhan tenaga kerja. Setiap dapur umum akan menyuplai makan bergizi sebanyak 3000 porsi setiap harinya ke sekolah.
Juga terbuka peluang bagi semua pihak yang berniat menjadi supplier kebutuhan logistik (bahan makanan). Seperti Koperasi maupun BUMDes. Di mana akan mensuplai logistik ke dapur umum.
Adapun kebutuhan logistik yang dimaksud meliputi beras, telur, wortel, kentang, tahu/tempe, ikan air tawar dan susu. Dipastikan semua kebutuhan logistik tersebut dibutuhkan oleh dapur umum.
Bagi pihak supplier yang menjadi mitra akan mendapat pembayaran dari dapur umum setiap minggu. Tentu jika suplai bahan makanan dilakukan secara kontinyu, maka pembayaran juga akan dilakukan secara rutin.
BUMDes Memutus Rantai Pasok