"Kami kesulitan mendapat cepuk karena tidak tersedia setiap saat. Padahal ini yang digunakan saat menanam bibit. Banyak bibit yang mau ditanam tapi kendalanya di cepuk," ujar petani di Desa Lena Pamona Utara.
Hal ini berbanding terbalik dengan keberadaan bibit nilam yang tersedia setiap saat kapanpun dibutuhkan petani. Adapun harga bibit yang dibeli petani di Pamona Utara seharga Rp 50 ribu per kilo.
Satu kilo sebanyak 200 pohon. Dimana jika ditanam dengan jarak 500 centimeter antar bibit tidak memerlukan lahan yang luas. Â Adapun jika panen bisa mencapai 4-5 kilogram minyak nilam dengan harga jual mencapai jutaan rupiah.
"Itu hanya perbandingan. Kalau lahannya lebih luas dan bibit yang ditanam lebih banyak, maka produksinya juga lebih besar. Kalau bibit saat ini tidak masalah, karena mudah didapat," tambah warga di Desa LenaÂ
Saat ini petani ada yang sudah melakukan penanaman tahap kedua. Setelah sebelumnya sudah sempat panen dengan keuntungan mencapai puluhan juta rupoah. Â
Namun ada juga yang baru memulai menanam  karena baru beralih ke komoditi nilam. "Kalau kami baru memulai menanam bibit, semoga empat bulan kedepan sudah panen, " ujar petani di lokasi lahan nilamnya.
Untuk biaya penyulingan sendiri petani harus membayar berkisar ratusan ribu rupiah. Namun di tempat penyulingan, pembeli sudah siap membeli hasil produksi petani.
Untuk penjualan produksi tidak sulit, sudah tersedia pembeli. Tinggal kemampuan petani seberapa banyak bisa menanam bibit nilam dan menghasilkan produksi yang lebih banyak.
Menjaga Stabilitas Harga
Realitas tingginya harga jual komoditi nilam tersebut menguntungkan bagi petani. Karena bisa meningkatkan pendapatan dan taraf ekonomi dari komoditi tersebut.