Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tiga Modal Utama Legacy Kepemimpinan Jokowi

22 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:19 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengakhiri masa tugasnya sebagai Presiden selama sepuluh tahun, sekaligus menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Presiden yang baru Prabowo Subianto bersama wakilnya Gibran Rakabuming Raka.  

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpiliih periode 2024-2029 dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2024 dalam sidang paripurna MPR RI di gedung parlemen Senayan. Dihadiri oleh sejumlah tokoh dan undangan, termasuk mantan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Satu dekade memimpin negara, bukan waktu yang singkat untuk Jokowi dalam membangun Indonesia Maju, sesuai visi misi yang diemban. Rentang waktu tersebut, menjadi tolak ukur terhadap apa saja capaian dan keberhasilan yang sudah dilakukan selama menjabat.

Jokowi bersama Prabowo pada acara prosesi pelantikan di gedung parlemen Senayan. | Dok Sekertariat Presiden
Jokowi bersama Prabowo pada acara prosesi pelantikan di gedung parlemen Senayan. | Dok Sekertariat Presiden


Sekaligus menjadi legacy (warisan) yang selanjutnya menjadi pijakan bagi Presiden dan Wakil Presiden yang baru, guna meneruskan apa saja yang belum tuntas. Serta menata yang tertinggal dan memperbaiki yang kurang.

Legacy dimaksud berupa modal fisik, sosial dan kepercayaan dalam masa pemerintahannya. Tiga modal tersebut terkonversi dalam bentuk capaian kinerja yang telah disampaikan oleh Jokowi pada pidato HUT ke 79 Kemerdekaan RI dalam sidang tahunan MPR RI bulan Agustus 2024.

Adapun modal fisik berupa sarana dan infrastruktur yang sudah dirasakan dan dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia. Pembangunan infrastruktur dalam dimensi Indonesia Sentris, dilakukan secara masif di berbagai daerah di Indoesia.

Dalam 10 tahun roda kepemimpinan Jokowi, telah dibangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, serta 6.000 kilometer jalan nasional. Juga pembangunan 50 pelabuhan dan bandara baru.

Adanya pembangunan tersebut, berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023. Di mana Indonesia bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024.

Selain itu telah membangun 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru. Di akhir masa jabatannya, Jokowi masih sempat meresmikan bendungan Lausememe di Sumatera Utara. Bendungan tersebut berfungsi untuk mengairi persawahan dan ketersediaan air baku untuk masyarakat.

Modal sosial berupa terwujudnya ketahanan sosia dan ekonomi, lewat berbagai program perlindungan sosial dan ekonomi. Di mana telah memberikan manfaat luas bagi masyarakat Indonesia dalam 10 tahun kepemimpinan Jokowi.

Potret Bendung Gunbasa di Kabupaten Sigi Sulteng yang telah direhab rekon pada Pemerintahan Jokowi guna mengairi lahan pertanian. (Dokumentasi Pribadi)
Potret Bendung Gunbasa di Kabupaten Sigi Sulteng yang telah direhab rekon pada Pemerintahan Jokowi guna mengairi lahan pertanian. (Dokumentasi Pribadi)

Program seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, dan Kartu Pra Kerja telah mengalokasikan triliunan rupiah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebesar Rp 361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat telah membiayai layanan kesehatan untuk lebih dari 92 juta peserta JKN per tahun. Selain itu, Rp113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar telah mendukung pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai SD sampai SMA/ SMK di seluruh Indonesia.

Selain itu, Rp 225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan selama 10 tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun. Rp 60,3 triliun anggaran Pra Kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam menjaga ketahanan sosial masyarakat, juga dilakukan lewat pengendalian inflasi di kisaran 2-3 persen, saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa. Pertumbuhan ekonomi nasional terjaga dikisaran 5 persen.

Rakyat melepas Jokowi yang selesai melaksanakan tugasnya. | Dok Sekertariat Presiden
Rakyat melepas Jokowi yang selesai melaksanakan tugasnya. | Dok Sekertariat Presiden

Wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku mampu tumbuh di atas 6 persen dan Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20 persen. Adapun untuk Sulawesi Tengah tumbuh dikisaran 11 persen tahun 2023.

Angka kemiskinan ekstrem mampu diturunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen di tahun 2024. Angka stunting juga mampu kita kurangi dari sebelumnya 37 persen menjadi 21,5 persen di tahun 2023. Tingkat pengangguran juga mampu kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024.

Adapun modal kepercayaan berupa dukungan, kerjasama, dan sinergitas yang sudah terbangun dengan stakeholder, baik secara horisontal maupun vertikal dalam menopang lompatan kemajuan Indobesia. Kepercayaan ini disampaikan dan diapresiasi oleh Jokowi.

Di antaranya dari seluruh Lembaga Negara, yakni MPR RI yang telah berperan aktif memperkokoh ideologi negara. DPR RI yang telah menjalankan fungsi legislasi, menjalankan fungsi penganggaran dan pengawasan. Serta menyelesaikan banyak undang-undang strategis

Kemudian DPD RI yang terus mengawal kemandirian daerah otonom, menginisiasi inisiatif rancangan legislasi, serta melakukan pengawasan pelaksanaan UU dan Perda.

Juga BPK RI yang telah mengawasi penggunaan anggaran negara serta memperkokoh kepercayaan dan kepemimpinan Indonesia di dunia internasional melalui keaktifannya dalam organisasi dan forum internasional.

Kepercayaan selanjutnya dari para kepala daerah dari tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menginplementasikan program Indonesia Maju. Kepercayaan berupa dukungan dan sinergi agar program pusat bisa terealisasi di daerah.

Banyaknya program pembangunan infrastruktur maupun perlindungan sosial ekonomi yang diturunkan ke daerah bisa terealisasi, ketika terbangun rasa percaya antara pusat dan daerah. Di mana program tersebut memberi dampak nyata bagi kemasyalahatan di daerah.

Kepercayaan juga datang dari pemimpin negara luar atas peran dan kiprah Indonesia dalam konteks geopolitik global. Berbagai agenda internasional tidak lepas dari kehadiran Indonesia, dalam memberikan kontribusi bagi kebaikan peradaban dunia.

Indonesia juga selalu sukses sebagai tuan rumah menggelar berbagai event internasional yang membahas berbagai isiu global. Inilah yang membuat kepercayaan internasional terhadap kepemimpinan Jokowi dalam membangun kemitraan. Baik secara bilateral maupun kawasan regional.

Semua data di atas terkait legacy kepemimpinan Jokowi, adalah wujud nyata dari kebijakan pembangunan yang menyentuh lapisan masyarakat. Kebijakan yang direncanakan dan direalisasikan secara terukur dan bertanggung jawab.

Tentu bukan sekedar data tertulis di atas kertas untuk kepentingan pecitraan. Karena Jokowi sendiri yang turun langsung memantau, meresmikan dan berjumpa masyarakat, terkait dampak dari realisasi seluruh program tersebut.

Pembangunan yang dilakukan dari pinggiran, membangun dari desa, membangun dari daerah terluar Indonesia. Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Serta pembangunan yang merata dan berkeadilan telah memperkuat persatuan bangsa.

Tentu dalam 10 tahun kepemimpinannya ada kekurangan seorang Jokowi selaku Presiden. Dimana belum bisa menjangkau dan mengakomodir keseluruhan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia.

Adanya kritikan terhadap kebijakan dan konsepsi pembangunan dalam masa kepemimpinan Jokowi yang diaspirasikan oleh sebagian masyarakat, adalah realitas dari kekurangan selama masa jabatan Jokowi.

Kritikan yang bersifat konstruktif dan relevan, bisa menjadi masukan untuk dibenahi kedepan oleh pemerintahan yang baru. Adapun kritikan yang bersifat hoaks maupun subjektif, harus dikesampingkan.

Namun tidak bisa dipungkiri, dalam masa kepemimpinan 10 tahun, dominan masyrakat Indonesia puas terhadap kinerja Jokowi. Di mana berdasarkan survei Indikator Politik, sebesar 75 persen masyarakat menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi.

Tingkat kepuasan masyarakat tersebut adalah potret dari tiga modal utama dari kepemimpinan Jokowi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Pemimpin yang bekerja dan tak segan turun langsung ke lapangan, guna merasakan denyut kehidupan masyarakat.

Pemimpin yang mampu menjaga kepercayaan rakyat, lintas pemerintah, lintas lembaga serta negara luar, sehingga bisa melewati dan mengatasi tantangan dan dinamika dalam melakukan transformasi pembangunan di berbagai sektor.

Di tangan kepemimpinan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang baru, legacy Jokowi terkait tiga moda utama tersebut, dapat dijadikan pijakan dalam meneruskan pembangunan Indonesia Maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun