Suasana semakin tegang ketika memasuki penendang kesebelas. Saat pemain Korsel melakukan tendangan, Ernando untuk kedua kalinya menjadi penyelamat  gawang Timnas.
Asa untuk menang kembali terbuka lebar, seluruh suporter berharap-harap cemas Indonesia bakal menang. Akhirnya Pratana Arhan pemain asal klub Korsel Suwon FC menjadi penentu kemenangan Indonesia, saat tendangannya gagal ditepia kiper Korsel.
Kemenangan atas Korsel pantas diraih oleh skuad Timnas Garuda. Karena bermain tak kenal lelah, pantang menyerah, penuh spartan dan mental bertanding yang kuat. Tidak ciut dengan nama besar Korsel, selaku salah satu kekuatan sepakbola Asia.
Bahkan dalam babak 2x45 menit, skuad Garuda sempat unggul lewat dua gol cantik dari Rafael Struick. Namun bisa disamakan 2-2 oleh pemain Korsel. Jika saja Indonesia mempertahankan skor 2-1, maka tidak akan ada babak perpanjangan waktu dan adu pinalti.
Namun alur pertandingan berkata lain, mengalahkan tim kuat Korsel bukan perkara mudah. Kelengahan pemain Timnas mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Korsel, untuk menyamakan skor meski dengan sepuluh pemain.
Satu hal yang tak lepas dari kemenangan Timnas Indonesia adalah keberadaan pelatih Shin Tae Yong (STY), dalam menerapkan strategi jitu bagi skuad Timnas Garuda untuk bisa menang kawan Korsel. Walau menunjukan permainan berkelas, namun Indonesia bisa mengimbangi di lapangan.Â
Bagi STY kemenangan tersebut menjawab keraguan akan adanya dilema, saat melawan negara asalnya sendiri. Namun STY menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang profesional sejati dengan membawa Garuda melaju ke semifinal, sesuai target yang diinginkannya.
Momen kembalinya Nathan Tjoe A-On dari Belanda ke Qatar untuk mrembela Timnas atas izin klubnya SC Heerenveen, juga menjadi bagian dari drama mengharu biru rivalitas Indonesia versus Korsel.
Keberadaan Nathan sangat sentral di lini tengah Timnas Indonesia dan terbukti dirinya bermain baik dan spartan, saat melawan Korsel. Bahu membahu bersama pemain Timnas lainnya, memberikan prestasi terbaik bagi Indonesia.
Sudah selayaknya kemenangan Tinnas Garuda atas Korsel diapresiasi setinggi-tingginya oleh pencinta sepak bola tanah air. Apa yang dikatakan STY bahwa level permainan sepakbola Indonesia sudah bukan Asia Tenggara tapi Asia, sudah terbukti.