Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akhirnya unggul dalam hitung cepat (quick count) Pemilu 2024.
Berdasarkan data hitung cepat dari Litbang Kompas, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 58,49 persen. Menyusul pasangan Anis-Muhaimin 25,24 persen dan Ganjar-Mahfud 16,26 persen.
Tingginya perolehan suara yang diraih pasangan Prabowo-Gibran tersebut, menjadi potensi Pemilu berlangsung satu putaran. Namun demikian, harus menunggu hasil real count perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU.
Unggulnya pasangan Prabowo-Gibran versi hitung cepat, menjadi penegasan kemenangan politik riang gembira pada Pemilu 2024. Sebuah strategi kampanye yang dipilih, guna merebut simpati rakyat dalam memberikan preferensi suaranya.
Kampanye politik riang gembira merupakan kontradiksi dari kampanye politik ofensif yang menghadirkan rivalitas kontestasi yang berlangsung secara biner dengan narasi antagonistik.
Kampanye politik riang gembira adalah langgam politik egaliter yang menjauhkan cara-cara menggerus dan mensegregasi pihak saingan. Kampanye yang mengajak publik untuk mengeksplor kreativitas lewat narasi dan konten yang bernas, dalam berkontestasi.
Titik Balik Kampanye Ofensif
Harus, diakui publik sudah jenuh dengan pola kampanye yang bermuara pada adanya ponarisasi sesama pendukung, sebagaimana yang terjadi pada Pemilu 2024.
Dimana Capres Prabowo saat itu tampil ofensif dalam rivalitas dengan Jokowi yang juga sebagai Capres. Polarisasi pun tak terhindari, karena ruang publik dipenuhi dengan narasi-narasi kegaduhan dan saling menggerus.