Lalu mampukah Indonesia bisa berpeluang lolos di grup D, dengan rival yang cukup kuat tersebut? Apakah hasil ujicoba menjadi indikator Timnas Indonesia akan menjadi bulan-bulanan dari lawannya nanti?
Sejumlah pemain Timnas Indonesia sendiri masih optimis akan bermain lebih baik di Piala Asia. Â Para pemain seperti Rafael Sruick, Justin Hubner serta Jordi Amat menegaskan optimisme tersebut.
Meski dalam laga uji coba Indonesia kalah dengan skor mencolok, namun pada pertandingan sebenarnya di grup D nanti, seluruh skuad Timnas Indonesia berjanji akan memberikan penampilan terbaik.
Bahkan pelatih Shin Tae Yong sendiri turut optimis dengan skema realistis pada pertandingan yang akan dihelat Timnas Indonesia di fase grup D. Skema realistis dimaksud yakni satu kali menang, satu kali seri dan satu kali kalah.
Walaupun tidak menyebutkan lebih rinci, namun bisa diprediksikan bahwa kemenangan dimaksud adalah melawan Vietnam, seri melawan Iran dan kalah melawan Jepang.
Tentu skema realistis ini akan berpulang di lapangan saat Timnas Garuda berlaga nanti. Skema bisa saja buyar, jika Timnas bermain buruk. Sebaliknya bisa maksimal saat Timnas bermain baik dalam setiap laga. Â
- Dalam artian jika Timnas Indonesia  bermain baik, maka tidak menutup kemungkinan akan mencapai hasil maksimal dengan menang di semua laga yang ada.
Apakah mungkin? Apa sih yang tidak mungkin di sepakbola. Ingat sepakbola itu bukan matematika yang hasilnya paten. Dalam sepakbola dikenal adagium, bola itu bundar.
Artinya selama pertandingan belum selesai dan bola masih dimainkan di lapangan, hasil bisa saja berubah. Artinya tak ada yang bisa menduga apa yang terjadi di lapangan. Memprediksi boleh saja, namun hasil akhirlah yang menentukan.
Tim dengan rangking FIFA teratas belum tentu bisa mengalahkan tim yang rangkingnya di bawah. Demikian pula tim dengan skuad bertabur bintang, belum tentu bisa menang dari tim dengan pemain yang tidak populer.
Sebagaimana kata Shin Tae Yong bahwa rangking FIFA hanyalah soal angka. Kekuatan Indonesia tidak serendah iru. Â "Saya tidak kuatir soal peringkat FIFA. Sebaliknya peringkat lebih rendah meringankan beban saya dan pemain," ujarnya.Â