Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Membumikan Konsepsi Politik dan Melambungkan Elektabilitas Capres

15 Desember 2023   21:40 Diperbarui: 17 Desember 2023   07:27 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemilu | kompas.id/chy

Sebut saja jargon "Lanjutkan Indonesia Maju" oleh pasangan Prabowo-Gibran, "Gerak Cepat Indonesia Unggul" oleh pasangan Ganjar-Mahfud serta jargon "Perubahan" oleh pasangan Anies-Muhaimin.

Baliho pasanga Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud di ruas jalan kota Makasar. Dokumentasi pribadi
Baliho pasanga Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud di ruas jalan kota Makasar. Dokumentasi pribadi

Ini semua adalah bentuk konsepsi politik berupa gagasan yang dikonversi dalam program masing-masing kandidat. Persoalannya, bagaimana kandidat lewat tim pemenangnya mampu membuat konsepsi politik tersebut dapat diterima publik.

Dalam artian, konsepsi politik tersebut benar-benar membumi ke tataran praksis dan diterima oleh publik, sebagai sebuah keyakinan politik untuk memilih Capres yang tepat pada Pemilu nanti.

Karena hakekat kontestasi politik adalah memberikan edukasi kepada publik. Di satu sisi dapat memframing publik untuk senantiasa berpikir besar, lewat konsepsi politik dari sang kandidat Capres.

Tugas Tim Pemenangan

Membunikan konsepsi politik adalah menjadi tugas tim pemenangan, tim relawan dan simpatisan Capres. Maka celakalah tim pemenangan yang tidak dapat membumikan konsepsi politik dari kandidat ketingkat grassroot.

Celaka dimaksud adalah selain konsepsi politik tidak tersosialisasi baik ke tingkat akar rumput, juga target untuk melambungkan elektabilitas Capres tidak berjalan maksimal. Pada akhirnya keterpilihan yang bermuara pada kemenangan tidak terwujud.

Spanduk pasangan Prabowo-Gibran terpasang di Kota Makassar. Dok Pri
Spanduk pasangan Prabowo-Gibran terpasang di Kota Makassar. Dok Pri

Jargon yang sudah dibuat bagus hanya menjadi slogan yang menggantung di awan, jika tidak dapat dinarasikan dan dikomunikasikan secara baik. Terlebih jika narasi dan komunikasi politik, membias ke hal yang tidak substansi.

Karena harus diingat, narasi dan komunikasi politik haruslah diarahkan untuk membangun peradaban. Ini sebuah keniscayaan. Karena dalam narasi dan komunikasi mengandung pesan politik dalam dimensi nilai, simbol dan struktural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun