Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Menyusuri Selat Makassar dan Laut Jawa demi Kompasianival

24 November 2023   12:39 Diperbarui: 27 November 2023   00:10 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian penumpang saat pengambilan makanan. Dok Pri

Pertama, isu soal ekonomi biru dan sektor maritim yang lagi trend, sehingga perjalanan via laut ini ingin menjiwai isu yang sedang hangat tersebut.

Kedua, menyesuaikan budget mengingat masih mahalnya harga pesawat terbang. Meskipun sejak bulan Juni 2023 lalu terjadi kenaikan harga tiket penumpang KM Pelni.

Ketiga, ingin melihat dan merasakan langsung transformasi pelayanan KM Pelni. Mengingat PT Pelni merupakan BUMN yang mendapatkan alokasi dana subsidi atau public service obligation (PSO) dari APBN sejak beberapa tahun lalu.

Sejumlah kapal tengah berlabuh di perairan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dok Pri
Sejumlah kapal tengah berlabuh di perairan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dok Pri

Kapal saat sandar di Pelabuhan Makassar. Dok Pri
Kapal saat sandar di Pelabuhan Makassar. Dok Pri

Keempat, mendapatkan informasi dan inspirasi dari hasil interaksi dengan banyak penumpang di atas kapal. Dimana sebagian besar adalah perantau yang bekerja di berbagai daerah di Indonesia.

Terkait alasan pertama soal isu ekonomi biru dan sektor maritim yang lagi trend, tentunya berkaitan dengan stakeholder bergerak pada elemen pelayaran. Terutama masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut.

Mereka adalah masyarakat pedagang yang mencari nafkah di pelabuhan saat kedatangan KM Pelni. Serta yang berdagang saat kapal tengah berlayar menuju pelabuhan tujuan. Baik itu berdagang kuliner, maupun kebutuhan pokok selama perjalanan.

Mengandalkan dagangan dari kehadiran penumpang tentu sebuah keniscayaan. Bagi pelabuhan yang kehadiran KM Pelni nya lebih banyak, tentu akan berpengaruh pada intensitas dagangan dan pendapatan ekonomi. Seperti pelabuhan Sukarno Hatta Makassar atau Tanjung Perak Surabaya.

Ini berbeda bagi pelabuhan dengan jadwal masuknya KM Pelni kurang seperti di pelabuhan Pantoloan, yakni hanya dua kapal KM Lambelu dan Labobar. Dimana jadwal masuk kapal bisa seminggu sekali atau dua minggu sekali, sehingga tidak setiap hari bisa berdagang.

Memandang hamparan laut bebas dari atas kapal. Dok Pri
Memandang hamparan laut bebas dari atas kapal. Dok Pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun