Markus selaku pawang, mengaku dari kecil ia hanya tahu jika ikan Morea dikeramatkan. Itulah sebabnya, ia bersama masyarakat sangat menjaga keberadaan ikan Morea tersebut. "Dari dulu ikan Morea di tempat ini dikeramatkan" ujarnya.
Tradisi dan kearifan lokal inilah yang terus dipertahankan oleh warga Desa Waai, sehingga menjadi destinasi yang dikunjungi wisatawan. Dimana ingin melihat langsung ikan Morea memakan telur yang diberikan oleh pawang
Waiselaka sendiri merupakan lokasi mata air yang mengalir ke kolam berukuran lebar yang berair jernih. Dimana di dalam kolam itu ada semacam lubang tempat ikan Morea bersembunyi.
Karena airnya jernih, maka dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat terutama anak-anak untuk mandi dan berenang. Namun ada juga masyarakat yang memanfaatkan untuk mencuci.
Untuk masuk ke destinasi Waiselaka tidak dikenakan biaya. Hanya saja untuk bisa memegang dan mengangkat ikan Morea yang dipandu oleh pawang, dikenakan biaya Rp 85 ribu. Itu sudah termasuk biaya telur sebagai umpan memanggil ikan Morea.
Sebaiknya sebelum memegang dan mendokumentasikan ikan Morea, ditanyakan dulu kepada pawang berapa biayanya. Supaya tidak kaget saat sang pawang menyebut tarif yang harus dibayar Â
Untuk bisa sampai ke destinasi Waiselaka dapat menempuh jalur darat dari Kota Ambon melintasi jalan beraspal mulus. Bisa juga via laut di Pelabuhan Tulehu. Dari pelabuhan Tulehu ke desa Waai hanya berkisar 3 kilometer.