Perahu motor itu bergerak lambat menyusuri Sungai Pute yang berwarna coklat kehijauan. Pandangan seketika tertuju ke landscape alam yang eksotis terbentang di depan mata.
Waktu benar-benar terasa terhenti saat menyusuri Sungai Pute dengan hamparan alamnya yang indah mempesona. Destinasi Rammang-Rammang bak surga kecil yang jatuh di Kabupaten Maros.
Nikmat apalagi yang kurang, saat merasakan langsung denyut destinasi wisata yang menghadirkan ketenangan, kedamaian, dan rasa terpesona mendalam, dari sebuah landscape alam bak lukisan di atas kanvas.
Dari awal pemberangkatan di dermaga perahu, menuju titik pemberhentian di jembatan I yang ada hanya kekaguman. Bukan klise tapi realitas. Benar-benar takjub melihat dan melintasi hamparan panorama bukit, tumbuhan hijau dan bebatuan karst (Kapur) yang menawan saat menyusuri alur sungai.
Pada satu kesempatan perahu harus melewati sebuah celah sempit yang hanya bisa dilalui satu perahu. Ekspektasi bertambah, karena baru pertama kalinya bisa mengeksplorasi spot eksotis tersebut.
Beruntunglah saya akhirnya bisa melihat dan menikmati destinasi Rammang-Rammang di bulan April ini. Selama ini hanya bisa mengagumi pesonanya dari berbagai postingan di media sosial. Senang rasanya, saat hasrat untuk berkunjung dan menyusuri Sungai Pute akhirnya bisa terwujud.
Kebetulan waktu berkunjung, bukan di sat akhir pekan. Itulah sebabnya tidak banyak wisatawan yang datang berkunjung, sebagaimana kata pengemudi perahu yang mengantar saya dan tiga orang lainnya saat menyusuri Sungai Pute.
Karena saat itu hanya kami yang berkunjung, maka sang pengemudi perahu memberi bonus harga untuk penyusuran. Seharusnya biaya sewa perahu sebesar Rp200 ribu, kami hanya dikenakan Rp100 ribu sekali jalan dengan durasi waktu kurang lebih 20 menit.