Jadi untuk Kontingen Sulteng yang mengikuti semua (12) Kategori Jumat kemarin, bisa dibayangkan bagaimana Tim Official harus pontang panting berpindah Venue perlombaan digelar. Terkadang kategori sudah dilombakan, Tim baru sampai di lokasi. Bahkan ada kategori lomba yang tidak sempat ditonton, karena jadwal yang mepet dan Venue yang terpisah.
Untungnya Venue perlombaan di empat lokasi sangat representatif (Tipe Studio), Yakni Auditorium Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sanata Dharma (USD) dan Institut Seni Indonesia (ISI). Dimana pendukung merasa nyaman menonton, walau setelah itu harus keluar jika kontingennya sudah tampil. Tujuannya agar pendukung dari Kontingen Provinsi lain yang akan berlomba, bisa menempati kursi yang tersedia.
Setelah berlomba selanjutnya peserta beri waktu jedah sejenak dan selanjutnya  dipersilahkan naik kendaraan Bus untuk menuju ke Akomodasi masing masing peserta. Intinya peserta yang berlomba, tidak memiliki banyak waktu untuk berlama lama di Venue. Â
Mungkin ini cara Panitia Pelaksana di Yogyakarta mensiasati event Nasional pasca Pandemi. Serta menghindarkan terjadinya keramaian karena banyaknya peserta dan pendukung yang ada di Venue. Tentu bisa dimaklumi jika skema ini diluar kebiasaan perhelatan Pesparawi Nasional sebelum sebelumnya. Dalam setiap event pasti ada kelebihan dan kekurangan, tak ada yang sempurna.
Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan  tentu sudah maksimal menghelat Pesparawi Nasional. Yogyakarta tetap istimewa sebagai tuan rumah. Semua peserta berkesempatan berlomba dalam pengaturan yang baik oleh Panitia dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Semoga dalam pelaksanaan Pesparawi Nasional XIV tahun 2025 di Papua Barat nanti, pelaksanaan lomba bisa  dipersiapkan lebih baik lagi sebagaimana yang sudah dilakukan tuan rumah Yogyakarta. Dimana perlombaan tidak lagi digelar selama sehari penuh untuk satu kontingen, agar memberi kesempatan tim official mendampingi peserta yang berlomba di seluruh kategori.
Selamat tinggal Yogya Istimewa sampai bertemu di Tanah Papua Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H