Alam Danau Poso di Tentena dan Pamona akan tetap menjadi sebuah landscape, jika eksotisme dan kearifan lokalnya tidak ternarasikan secara biner. Pun potensi ekologinya, religinya, sejarahnya dan seni budayanya akan tertinggal sebagai elemen elemen semata, tanpa ada wisatawan yang datang untuk melihat dan menikmatinya.
Sementara di daerah lain di Indonesia begitu getol mengangkat potensi destinasi wisatanya ke ruang publik lewat pendekatan Storynomics Tourism. Yakni suatu pendekatan pariwisata yang menonjolkan kekuatan konten kreatif maupun narasi tentang cerita atau kisah kearifan lokal disebuah destinasi wisata.
Padahal bisa diuji soal eksotisme landscape dan elemen destinasi wisata di Tentena Pamona pada khususnya dan Sulteng pada umumnya, dimana tak kalah mempesona dengan daerah lain, termasuk lima destinasi super prioritas (DSP) di Indonesia. Meliputi Danau Toba, Mandalika, Likupang, Borobudur dan Labuan Bajo.
Serta Bali tentunya yang sudah lebih dulu melompat sebagai primadona wisatawan mancanegara dan domestik. Padahal dalam pandangan Ketua Umum Sinode GKST Pdt Djamoramu Tasiabe, pariwisata Bali sendiri tidak lepas dari hal bernarasi atau bercerita tentang kearifan lokalnya.
Terbukti para wisatawan yang datang berkunjung dan menikmati spot spot destinasi wisata alam, seni budaya dan tradisi adat istiadat maupun wisata religinya, akan diceritakan soal kearifan lokalnya baik oleh pemandu wisata, maupun masyarakat Bali yang sudah sangat sadar wisata.
Menurut Pdt Djamoramu Tasiabe, bahwa tradisi bernarasi tentang kearifan lokal sudah dilakukan oleh para leluhur di Pamona Poso dalam bentuk karya seni sastra lisan yakni yang disebut dengan Kayori. Tradisi ini yang perlu dirawat oleh generasi sekarang ditengah kemajuan era digitalisasi sebagai bagian dari memelihara wisata seni budaya. Apalagi Kawasan Pamona memiliki spot wisata religi, sehingga soal kearifan lokal harus dijaga baik.
Kalau destinasi wisata di Bali bisa, lalu mengapa di destinasi wisata Kawasan Pamona sekitarnya tidak bisa melakukan pendekatan kearifan lokal dalam bentuk bercerita atau bernarasi (Storynomics Tourism) untuk mempromosikan potensi wisata dan mendatangkan banyak wisatawan. Sementara semua elemen elemen destinasi wisata di Kawasan Tentena Pamona juga dimiliki.
Langkah baik sudah dilakukan lewat kegiatan seminar Pengembangan Pariwisata di Tentena dan Pamona, untuk bersama sama membahas, berbagi pengalaman dan mengambil bagian dalam mengangkat dan memajukan potensi wisata di Kawasan Pamona.
Kehadiran para narasumber sudah berbagi pandangan untuk masa depan pariwisata di Tentena Pamona. Juga Perhimpunan Perempuan Cinta Damai Poso (Perdapos) sebagai penggagas seminar sekaligus pentas seni budaya perlu diapresiasi.