Beberapa waktu lalu saya diminta oleh Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Palu yang baru, untuk memberikan pembekalan dengan materi Teknik Menyusun Pernyataan Sikap, Rekomendasi dan Pokok Pikiran, serta Press Release Media.
Sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan, ketiga materi ini tentu sangat relevan diaktualisasikan oleh pengurus GMKI dalam tugas dan perannya ditengah tengah kehidupan sosial kemasyarakatan. Maka saya tidak menolak saat disodorkan materi tersebut guna memberi penguatan serta edukasi buat pengurus baru.
Sebagaimana dalam setiap mempresentasikan materi pada pembekalan maupun pelatihan terhadap kalangan pemuda dan mahasiswa, saya selalu mengkombinasikan antara teori dan praktik. Tentu dengan menggunakan teknik retorika dan penyampaian yang mudah dimengerti. Kalaupun ada istilah baru, saya akan artikan maknanya.
Mengapa demikian, karena jika hanya memberikan teori tanpa disertai praktiknya, saya tidak yakin jika presentasi yang diberikan dipahami oleh peserta. Dengan melakukan apa yang diminta untuk dipraktikkan, saya dapat mengetahui mana yang sudah bisa mengimplementasikan dan mana yang belum dari materi yang diberikan.
Sebelum masuk dalam teori materi, saya terlebih dahulu memberikan pencerahan buat adik adik pengurus GMKI, bahwa pentingnya menguasai ketiga materi tersebut dalam era konvergensi saat ini. Apalagi sebagai kaum intelektual, sangat dibutuhkan kontribusi dan gagasan cemerlang dalam membangun peradaban bangsa.
Sebagai organisasi yang memiliki Tri Panji Organisasi yakni Tinggi Iman, Tinggi Ilmu dan Tinggi Pengabdian serta memiliki Tiga Medan Pelayanan yakni Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, maka pengurus GMKI tidak bisa abai dari realitas tersebut. GMKI harus  senantiasa hadir menyampaikan suara kenabian diketiga medan pelayanannya.
Saya sampaikan gagasan dan kritik sosial yang diaktualisasikan lewat Rekomendasi dan Pokok Pikiran, Pernyataan Sikap serta Press Release Media oleh GMKI seharusnya yang bersifat konstruktif. Karena itu poin poin yang tertuang harus  bersifat  solusi, datatif, faktual, serta rasional.
Ini penting agar kritik sosial tidak bersifat Paralogi atau kritik yang sesat pikir. Serta menghindari adanya Argumentum Ad Hominem atau argumentasi yang menyerang karakter seseorang. Kritiklah seseorang atau sebuah institusi pada gagasan atau kebijakannya, bukan pada karakternya.
Selanjutnya dalam teori, saya menyampaikan bahwa agar mudah dalam menyusun ketiga materi tersebut, maka ada lima aspek yang perlu diperhatikan, yakni Kebaharuan Gagasan, Penataan Logika Kalimat, Kesolidan Argumentasi, Keruntutan Tuturan dan Kerapian Sistematika Pada Tiap Paragraf.