Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Perjuangan Warga Sumut, Jalan Kaki ke Jakarta Demi Keadilan

2 Juli 2021   11:18 Diperbarui: 2 Juli 2021   11:26 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di danau Singkarak Sumbar. Doc Togu Simorangkir


Alihkan sejenak perhatian dari euforia Turnamen Uero  yang telah memasuki babak delapan besar. Serta dampak pandemi Covid19 yang terus meningkat di tanah air.  Mari beri perhatian pada aksi jalan kaki 11 warga Sumatera Utara (Sumut) dari Toba Balige ke Jakarta terkait penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL ) yang dituding merusak lingkungan di kawasan danau Toba.

Aksi jalan kaki sejauh 1700 KM  demi tuntutan keadilan tersebut, kini sudah memasuki hari ke 19 sejak dimulai dari Balige Sumut pada tanggal 14 Juni 2021 lalu. Dan kini aksi mereka yang menamakan diri tim 11 telah memasuki wilayah Provinsi Jambi setelah meninggalkan Propinsi Sumatera Barat.

Aksi nekad 11 warga Sumut tersebut rencananya akan berakhir di Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi guna menyampaikan penutupan PT  TPL. Tiga orang diantara tim 11 adalah aktivis lingkungan yakni Togu Simorangkir, Anita Martha Hutagalung dan Jevri Manik selaku Ketua Tim. Selama perjalanan mereka membalut bendera merah putih di tubuh sebagai penyemangat aksi.

Jika hari ke 19, tim baru memasuki Propinsi Jambi, bisa jadi karena Tim 11 menargetkan dalam satu hari jalan kaki mencapai 40 KM. Maka diperkirakan aksi jalan kaki  tim 11 membutuhkan 40-50 hari dan akan tiba di Jakarta pada bulan Agustus kedepan. Itu target awal,  jika tidak ada kendala yang dihadapi dalam aksi tersebut.

Pertanyaannya sanggupkah tim ini akan bisa menempuh jarak yang jauh dan waktu tempuh yang lama dengan berjalan kaki yang melelahkan ke Jakarta. Jika melihat semangat yang ada pada tim 11 sampai hari ke 19, maka optimisme untuk menempuh perjalanan tersebut bisa terealisasi sesuai target.

Memasuki perbatasan Propinsi Jambi. Doc Jevri Manik 
Memasuki perbatasan Propinsi Jambi. Doc Jevri Manik 

Satu hal yang membuat tim sangat optimis, karena menjadikan aksi tersebut sebagai sebuah perjalanan spiritualitas. Yakni sebuah perjalanan yang  inspiratif, riang gembira dan reflektif dalam setiap momentum pertemuan sesama masyarakat dan spot spot daerah yang dilalui.  

Tergambar dari adanya setiap sapaan, dukungan, bahkan bantuan yang diberikan masyarakat saat tim 11 melintas di daerah yang dilalui. Tim tidak menyangka begitu besarnya antusias masyarakat terhadap aksi mereka. Ada ada saja yang diberikan baik air mineral, makanan, buah buahan, bahkan hingga uang  tunai pun turut diberikan.

Anita Martha Hutagalung yang akrab disapa Oni, salah satu anggota tim bahkan sempat terharu, ketika diberikan uang dua puluh ribu rupiah oleh seorang warga sekedar membeli air mineral. "Perhatian yang besar dari semua orang yang ditemui, membuat kami makin bersemangat berjalan kaki ke Jakarta," ujar Oni lewat media sosialnya yang viral  setiap kali memposting tulisannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun