Rilis Data Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 15 Pebruari 2021 lalu, menempatkan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) masuk dalam sepuluh besar Provinsi termiskin di Indonesia tahun 2020.
Tepatnya Provinsi Sulteng berada di peringkat kesembilan. Di mana angka kemiskinan pada bulan September 2020 mencapai 13,06 persen atau sebanyak 403,74 ribu orang. Posisi Provinsi Sulteng berada diatas Provinsi Sumatera Selatan yang berada di peringkat kesepuluh dan dbawah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berada diperingkat kedelapan.
Adapun 10 Provinsi termiskin di Indonesia yang dirilis oleh BPS yakni,
1. Papua 26,8%
2. Papua Barat 21,7%
3. Nusa Tenggara Timur 21,21%
4. Maluku 17,99%
5. Gorontalo 15,59%
6. Aceh 15,43%
7. Bengkulu 15,30%
8. Nusa Tenggara Barat 14,23%
9. Sulawesi Tengah 13,06%
10. Sumatera Selatan 12,56%.
Papua mencatat persentase kemiskinan mencapai 26,8 persen, atau jauh lebih tinggi dari penduduk miskin nasional. Sementara itu, daerah yang paling sedikit penduduk miskinnya adalah Bali sebesar 4,45 persen. Ini jauh lebih rendah dari tingkat kemiskinan nasional.
Dari data BPS terungkap, rakyat miskin di Indonesia bertambah 2,76 juta jiwa selama pandemi covid-19. Sehingga jumlah kemiskinan menjadi 27,55 juta orang per September 2020. Adapun dari jumlah 2,76 juta tersebut, kemiskinan di perkotaan selama pandemi naik dari September 2019 dari 6,56% menjadi 7,88% di September 2020. Sedangkan, penduduk miskin di pedesaan meningkat dari September 2019 sebesar 12,60% menjadi 13,20% di September 2020.
Masuknya Provinsi Sulteng dalam sepuluh besar Provinsi termiskin di Indonesia tentu menjadi ironi, karena merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Hampir semua sektor yang ada, sangat potensial untuk dikelola dan memberikan dampak kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan.
Adapun sektor yang dimaksud yakni pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, kelautan, pariwisata, dan tentu saja pertambangan dan energi. Semua sektor tersebut menjadi primadona, karena memberikan dampak ekonomis dan pendapatan daerah. Dengan semua potensi itu, layak jika Sulteng disebut sebagai Zamrud di Khatulistiwa.
Masuknya Investasi di Sulteng
Terhadap semua sektor potensial tersebut, investasi yang masuk ke Sulteng hingga tahun 2020 melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulteng sebesar Rp 31 triliun. Realisasi investasi tersebut melebihi yang ditargetkan sebesar Rp 24 triliun.
Untuk membuktikan bahwa dari investasi sektor pertambangan dan energi sangat potensial, faktanya sejumlah kawasan industri sudah beroperasi di beberapa daerah di Sulteng. Di Kabupaten Banggai ada LNG Donggi Senoro yang memproduksi gas bumi. Sedangkan di Kabupaten Poso ada PT Poso Energy yang memproduksi PLTA Sulewana.