Sejarah baru terukir di Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden terpilih seorang Wakil Presiden perempuan berdarah imigran (Perantau) Jamaika-India bernama Kamala Harris untuk masuk ke Gedung Putih.
Kamala Haris yang sebelumnya sebagai Senator asal negara bagian California menjadi kunci kemenangan. Selain merepresentasikan kaum perempuan juga karena materi kampanyenya yang jitu. Dimana Kamala berjanji untuk berusaha menjadikan AS lebih inklusif setelah berada di bawah Pemerintahan Donald  Trump.
Kombinasi Biden Harris dalam perhelatan Piilpres, membawa semangat persatuan bagi warga AS yang berharap ada pembaharuan Kepemimpinan pasca  Trump.Â
Potret keberagaman warga AS yang dilatar belakangi kaum imigran dari berbagai suku bangsa, menambah peluang Joe Biden - Kamala Harris untuk terpilih sangat besar. Â Hasil pemilihan pasangan Biden Harris meraih 290 suara elektoral sementara Donald Trump - Mike Pence sebanyak 214 suara elektoral.
Harus diakui narasi Persatuan dan Kesetaraan yang dikampanyekan Biden Harris menjadi penawaran politik  yang sangat ampuh. Kebijakan Trump yang selama menjabat terkesan mendegradasi kaum imigran dan sikap rasis yang terang terang ditunjukan, turut menjadi faktor kekalahannya.
Tudingan soal sikap rasis Donal Trump disampaikan langsung Joe Biden dalam masa kampanye Pilpres. Biden menyoroti pernyataan rasis Trump soal Virus Cina yang  mengabaikan sikap kewaspadaan terhadap penanganan Covid-19. Biden mengungkapkan bahwa tidak ada Presiden yang menjabat sebelumnya, pernah melontarkan soal rasis.
Dalam masa kampanye, Biden menyoroti lawan Donald Trump dengan mengedepankan buruknya penanganan covid-19 di AS. Indikasinya, AS menjadi negara teratas dengan jumlah kasus infeksi covid-19 terbanyak di dunia.
Dengan menggandeng Kemala Harris yang berdarah imigran tulen, jargon persatuan yang dinarasikan Biden bukan sekedar kata kata, tapi juga tindakan nyata yang merebut simpati warga.Â
Keberagaman warga AS yang merindukan kehadiran sosok Pemimpin yang inklusif, egaliter dan humanis disahuti secara kongkrit dengan memilih Biden Harris.