Mohon tunggu...
Feizal Karim
Feizal Karim Mohon Tunggu... wiraswasta -

Think revolutionary, Talk politely, Act progressively

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi Pengusaha Sukses Karena Tak Punya PIN HP

25 Oktober 2013   10:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:03 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1382674202614396508

Suatu kali masuk sebuah short message yang panjang.  Seperti biasanya, kalau yang masuk itu sebuah pesan yang panjang maka aku akan membacanya ketika waktu sudah agak longgar.  Bila itu suatu pesan penting maka akan aku tindaklanjuti; bila hanya info biasa, humor, kata-kata motivasi, atau kisah-kisah inspiratif maka yang bagus dan menarik akan aku forward pada teman-teman atau keluarga sesuai proporsi dan keperluannya.

Namun kisah inspiratif satu ini yang juga tak menyebutkan sumbernya , rasanya sangat bagus karena bernilai motivasi kewirausahaan yang aku suka dan sering sampaikan kepada paramuda.  Meski tidak diketahui apakah kisah ini berdasarkan kejadian yang sebenarnya atau fiktif, mungkin bagus untuk mengingatkan kita tentang prioritas dan memberi motivasi.  Supaya bisa dibaca oleh lebih banyak orang maka setelah aku edit seperlunya, berikut kisah inspiratif itu untuk para kompasioner.  Mohon maaf bila ini ternyata sumbernya dari anda atau sudah anda baca sebelumnya.

Seorang lelaki melamar pekerjaan sebagai office boy di sebuah Kantor Bupati.  Staf kantor bupati mewawancarai si lelaki dan minta membersihkan lantai sebagai tesnya.

"Kamu diterima," katanya, "Berikan PIN HP kamu dan saya akan kirim data yang harus kamu siapkan dan pemberitahuan kapan kamu mulai kerja." (aslinya yang diminta itu identitas HP dengan merek tertentu yang untuk tulisan ini kita ganti saja)

Lelaki itu menjawab: "Saya tidak punya blackberry, apalagi PIN HP."

"Maaf," kata si staf, "Kalau kamu tidak punya HP, berarti kamu tidak bisa diterima bekerja."

Lelaki itu pergi dgn harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp 100.000,- di dalam kantongnya.  Lalu dia memutuskan pergi ke pasar untuk membeli 10 kg tomat.  Ia menjual tomat itu dari rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipat gandakan modalnya dengan melakukan kerjanya tiga kali sehingga bisa pulang membawa Rp 300.000.  Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini.

Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari.  Setelah beberapa waktu, dia mapu membeli gerobak, lalu truk, dan akhirnya memiliki armada kendaraan sendiri.

Lima tahun kemudian, lelaki itu sudah menjadi salah satu pengusaha besar bahan makanan.  Ia mulai merencanakan masa depan keluarga, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa.  Ketika ia menghubungi broker asuransi, sang brokerpun menanyakan PIN HPnya.  Lelaki itu masih juga punya jawaban yang sama dengan jawaban ketika ia ditolak bekerja dulu: "Saya tidak punya HP."

Sang broker bertanya dengan penasaran: "Anda tidak punya HP, tapi sukses membangun sebuah usaha besar.  Bisakah anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau punya HP?!"

Lelaki itu menjawab kalem: "Agaknya masih jadi office boy di Kantor Bupati…. Alhamdulillah.”

Moral cerita ini adalah bahwa sesuatu itu belum tentu alat atau solusi dari keberhasilan kita dalam hidup, bila ada mungkin akan jadi alat bantu.  Yang lebih penting adalah sungguh-sungguh, kerja keras, jujur, punya komitmen, dan tawakkal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun