Mohon tunggu...
Efi Fitriyyah
Efi Fitriyyah Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Bandung

Blogger Bandung

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Rizal Memorial Stadium yang Memorable

26 November 2016   07:07 Diperbarui: 26 November 2016   08:28 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah akhirnya saya punya alasan lagi buat nulis tentang bola di sini. Hihihi....  Sebenarnya beberapa pertandingan Persib, timnas atau Liverpool yang suka saya tonton sih pengen banget dikomenin lewat postingan. Tapi ditunda-tunda mulu dan rasanya kok basi. Ya udah skip lagi (dan lagi). Mumpung sekarang masih anget, saya cerita sekarang ya.

Jadi kan, pas pertandingan terakhir lawan Singapura ini Indonesia jadi anak paling bontot, alias paling buncit. Bisa sih lolos ke semifinal tapi ya misinya berat bo! Harus menang lawan Singapura dan timnya 'suami muda' alias FIlipina itu ga boleh menang juga saat ketemu Thailand di partai grup terakhir. Maksimal seri lah. 

Eh sebentar. Kenapa tadi nyebut-nyebut suami muda? Pan salah satu pemainnya  ada yang bernama Philip Younghusband. Sayangnya wajah cucoknya ga bisa kita saksikan lagi karena Filipina udah angkat koper duluan. Pilih mana hayo, Filipina atau timnas Indonesia yang angkat koper duluan? :D Ya udah googling aja kalau penasaran who is the younghusband for the rest of his life  hehehe.

Nah balik lagi ke petandingan aja ya. Skemanya kan gini. Thailand udah pasti lolos sebagai juara grup. Sementara kektiga tim lainnya yang satu grup yaitu Indonesia, Filipina dan Singapura  harus sikut-sikutan kalau mau ikut lolos sebagai runner up, lanjut ke putaran semifinal. Ga ada yang enak sih kalau saya bilang. Indonesia sama Singapura udah jelas harus saling mengalahkan. Filipina? Meski Thailand udah selow, dan dikhawatirkan 'bakal ngalah'  pun ga segitunya gampang ngasih angka penuh. Ya sih Thailand bakal mengistirahatkan pemain kuncinya dan ngasih kesempatan para youngster buat  tampil. Tapi sebagai pemuncak grup siapa sih yang gak pengen megang rekor cleansheet alias menang terus tanpa cela? Lagian timnas Indonesia ga usah ribet mikiran skor  Thailand vs Filipina itu. Yang penting menang aja dulu. Urusan skor akhir mereka gimana entar.

Pas lihat pertandingan semalam, saya sempet sebel juga liat taktik yang diadopsi Singapura. Dih kok markir bus di dalam Stadion sih?  Ga seru. Saya adalah tipe penganut attacking football alias sepakbola menyerang.   Memang  ada sensasi degdegan ketika sektor pertahanan tim jagoan kita juga harus berjibaku. Tapi di situ seninya nonton bola. Kalau ga ada kemelut di depan gawang ga seru.  Ditambah lagi narasi yang ekspresif dari narator bikin penonton  tambah gemes hahaha... Sayang euy kalau saaya nonton bola di rumah ga bisa bebas jejeritan karena geregetan. Mama saya bisa ngambek dan malu juga sama tetangga :D. Coba bedain deh bilang gooolll..... sambil senang dan bilang gol kayak cuma menggumam gitu. Garing kan?

Sempat tertinggal 0-1 sempat bikin saya hopeless, meski masih berharap keajaiban.  Kadang faktor sejarah masih kuat peranannya dalam sebuah pertandingan bola. Andik Vermansyah yang malam tadi menyamakan kedudukan - 4 tahun yang lalu - juga pernah mencetak kemenangan saat melawan Singapura, di ajang AFF Cup juga. 

Tapi kan secara head to head Indonesia masih kalah? Cuma sekali menang aja. Rekor kemenangan masih banyakaan Singapura.

Iya, betul itu  tapi jangan lupa di stadion yang sama juga, 25 tahun yang lalu, kemenangan semata wayangnya Indonesia atas Singapura terjadi di sini. Bukan cuma menang lawan Singapura aja tapi juga jadi juara Seagames!  

Daaan biasanya yang namanya the power of memory suka jadi motivasi yang kuat (ish analisa baper ini).  Makanya di tengah gegap gempita Ibnu Jamil dan komentator bola (duh lupa saya namanya) melaporkan jalannya pertandingan saya masih berharap Indonesia bisa lolos dari lubang jarum. Beberapa pergantian pemain yang dilakukann Om Riedl menunjukkan itu. Indonesia berusaha membongkar parkiran bus sembarangannya Singapura (kan parkir mah di luar bukan di lapang).

Then it's happen.

Andik memang terpilih sebagai man of the match, tapi kalau boleh saya bilang masuknya Zulham Zamrun mengubah skema permainan timnas.  Indonesia jadi lebih impresif menyerang dan ga pake lama gol kedua tercipta, 2-1. Sebelum-sebelumnya serangan Boaz cs selalu mentok.   Sentuhan akhir yang kurang sabar lah, umpan yang ga jelas buat siapa, atau tembakan langsung ke arah gawang yang melenceng.  Lima menit jelang bubar, Stefano Lilipaly berhasil mengeksekusi umpan dari Boaz, 2-1. Yeaaaah,  kita ke semifinal!!!

Semoga terus melalu sampai ke final dan jadi juara, siapapun lawannya nanti. 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun