Tidak terasa sudah di penghujung tahun 2021 dimana Indonesia sedang memasuki musim  penghujan. Peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan biasanya menimbulkan banyak penyakit bermunculan salah satunya adalah demam berdarah.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk spesies Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus . Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2008 sampai 2016 menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 204.171 kasus dengan 1.598 kasus kematianÂ
 Banyak kasus kematian seringkali disebabkan kurang cepatnya penanganan setelah timbulnya gejala. Gejala awal yang timbul : demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai tanda-tanda perdarahan. Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan syok bahkan kematian.Â
Penderita demam berdarah akan melalui tiga fase demam diantaranya fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Kebanyakan pasien meninggal karena tidak mampu melewati fase kritis. Fase kritis kondisi dimana penderita terlihat sudah membaik tapi sebenarnya kondisi kesehatan dan kekebalan tubuhnya menurun.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan  dirumah diantaranya istirahat/ tirah baring, perbanyak minum minimal 2 liter per hari, kompres hangat dibagian lipatan tubuh seperti ketiak dan lipatan paha ,berikan obat pereda demam. Bila dalam 3-4 hari demam menurun atau timbul gejala memburuk seperti  lemas, muntah, gelisah, mimisan, perdarahan gusi segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Lalu bagaimana pencegahan DBD ini ?
- Pengendalian Secara Lingkungan
Dilakukan dengan program 3M (Menguras, menutup dan mengubur). 1) Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal seminggu sekali karena perkembangan telur sampai menjadi nyamuk sekitar 7 – 10 hari. 2) Menutup tempat penampungan air agar tidak dijadikan tempat bertelur nyamuk. 3) Mengubur dan membuang barang bekas yang dapat menampung air.Â
Tidak lupa rutin mengganti air pada vas bunga atau tempat minum hewan peliharaan minimal seminggu sekali serta membersihkan saluran air yang tergenang baik di atap rumah maupun di selokan.
- Pengendalian Biologis
Dapat dilakukan dengan memelihara ikan cupang yang dimasukkan ke dalam kolam. Ikan cupang dapat memakan jentik-jentik nyamuk dalam kolam. Ternyata memelihara ikan cupang ada manfaatnya kan...
- Pengendalian Secara Kimiawi
Dapat dilakukan dengan penaburan bubuk abate dan fogging.
Selain itu terapkan kebiasaan ini juga dirumah :
- Menggunakan obat nyamuk
- Menggunakan krim pencegah gigitan nyamuk
- Melakukan pemasangan kawat kasa pada lubang ventilasi
- Jaga kebersihan rumah, tidak menggantung pakaian dalam rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk
- Dianjurkan memasang kelambu tempat tidur
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Semoga informasi ini dapat diterapkan di lingkungan kita sehingga tidak ada lagi korban yang meninggal dunia karena DBD. Salam sehat selalu.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H