Tanda-tanda tersebut dibagi Penanda (signifier) dapat berupa kata, gambar, suara atau gestur) dan Petanda (signified) konsep dan konten. Kemudian akan dicari makna denotasi dan konotasinya (Sayang & Rahardjo, 2018).
Kepada pengguna sosial media diharapkan dapat mencapai pemahaman dan pengertian akan perilaku humblebrag dalam masyarakat sehingga tidak menimbulkan ketidaktahuan dan ketidaksadaran atas perilaku humblebrag yang dilakukan olehnya ataupun yang mereka temui. Perilaku humblebrag ini dapat memberikan efek pembentukan citra diri dan memperoleh respons negatif. Pencapaian yang perlu diapresiasi dan dibanggakan dapat diungkapkan dengan jujur dengan begitu pemirsa akan menerima dengan tulus.
DAFTAR PUSTAKA
Pintaria.com. (2020, November 6). Humble Bragging, Perilaku Sombong Yang Rendah Hati. Pintaria.com. https://pintaria.com/blog/?p=2374
Sayang, A. G., & Rahardjo, T. (2018). PERILAKU HUMBLEBRAG SEBAGAI PENYAJIAN DIRI DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (STUDI SEMIOTIKA PADA AKUN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM). Interaksi Online, 6(4), 144-256.
Sezer, O., Gino, F., & Norton, M. I. (2017). Humblebragging: A Distinct -- and Ineffective -- Self-Presentation Strategy (p. 79). Harvard Business School.
Sutriono, S., & Haryatmoko, H. (2018). Selebriti dan Komodifikasi Kapital di Media Sosial. Journal Acta Diurna, 14(2), 99. https://doi.org/10.20884/1.actadiurna.2018.14.2.1363
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H