Mimpimu banyak sekali , bagai gurita dengan tentakel - tentakelnya, orang bersih , alim , baik dan penyayang, wanita sempurna di abad ini, tak tersentuh dan penuh gaya hidupmu
Lalu dimana kesempurnaan itu? Ketika kau rubah hidung pesekmu jadi mancung, kau tambah bibirmu dengan filler,kau tanam benang pipimu, Â untuk wajahmu dan kau bilang aku asli seratus prosen, kau pikir orang tidak tahu itu permakan? Hasil rekayasa? Ternyata parasit saja dirimu
Tetapi..tetapi siapa yang kamu bohongi? Topeng itu begitu  terbuka dan membuat kulitmu terkelupas, orang-orang terperangah dan bertanya' ini makluk darimana? Semua tertawa ha .ha ..kasihan sekali, salah jalan  menginjak semua kata-kata bijak bagai awan yang tak tersentuh bagimu
Cermin kau pecahkan, topeng coba tetap kau eratkan, noktah hitam telah tersebar di seluruh tubuhmu dan kulitmu menghitam oleh dustamu, siapa yang kamu bohongi? nasib apes hanyalah soal waktu untuk membuka semua topeng yang coba kau jahit di wajahmu, mimpimu kau hancurkan sendiri karena terlalu banyak bicara dan membiarkan orang menyawermu dengan uang tutup mulut dan membiayai topeng kecantikan palsu, mati gaya, memangnya berapa umurmu?Â
Buka topeng dan bicaralah. Di balik semua itu orang mentertawakanmu, yang memuji hanyalah parasit yang memanfaatkanmu, seperti dirimu, parasit yang memakai topeng sebagai inang di tampilanmu yang tak tahu malu, masih saja belagu, urat malu sudah putus dari tubuhmu
Fiksi belaka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI