Setahun sudah ku merindukan suara kling-kling berbunyi, tegur sapa antara para pesepeda yang berpapasan, namun kali ini diriku mencoba mengayuhnya sendirian tanpa teman
Kukayuh pelan turunan jalan di kilometer sembilan menuju ke kota, ketika desiran angin menjadi seperti badai dan debu-debu jalanan memasuki mata jika tak menghindarinya, pohon bergemeretak ranting-ranting patah, angin kencang meniup hingga sepedaku seperti ditarik mundur  dan kukayuh kencang menghindari bencana
Diriku berhenti dan berdiri di sebuah pinggiran toko, ketika atap seng terbang dan suara desau angin menggila, plastik penutup dagangan pedagang kaki lima seperti menari-nari dengan kebandelannya untuk ditata
Kuselusuri jalan pulang ketika angin sudah mereda dan hujan sudah berhenti pada waktunya, kuberhenti di sebuah trotoar jalan baru untuk pedestrian dan bertanya, kenapa begitu bersihnya, adakah pejalan kaki di sana? Atau hanya kami berdua kala senggang menginjakkan kaki di sana
Kukayuh sepeda, kali ini tanpa desiran angin dan hujan lagi, mentari sore menuju peraduan menggantikannya, menghangatkan hatiku yang  baru saja basah kuyup kehujanan dan menapaki jalanan dengan kayuhan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI