Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Oase yang Hilang

2 November 2019   00:20 Diperbarui: 2 November 2019   00:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan belum juga datang hingga menggenang,oase bagi kekeringan kubutuhkan,lalu diriku mendaki perjalanan panjang penuh keterjalanan,rumput dan padang ilalang yang kering kerontang,gurun pasir yang membentang memanaskan kepala ,jiwa yang kehausan

Di ujung sana sebuah oase begitu menggoda,yang kudatangi penuh aral melintang,menggoda dan butiran kesejukan langsung berada dalam angan dan sebuah penantian,pantulannya dari kejauhan begitu menyejukkan bahkan saat belum menyentuh airnya

Lalu diriku melihat geleparan ikan,air bening yang begitu jauh terbentang saat diriku datang menghempaskan rintangan ternyata hanya kepalsuan,meracuni kebeningan dengan kekelaman,lalu terhenyak pergi menuju oase lain yang diriku pikir tidak sebening tempatku datang,pohon-pohon tumbuh subur di sekitaran,oase yang hilang telah diriku temukan dalam wujud yang tiada terduga,seperti kalimat yang bergaung di setiap ujung cakrawala jangan pernah salah menilai sesuatu dari sampulnya sebelum benar-benar mengenalinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun