Sebuah pohon sawo manila yang sangat tinggi dan rimbun,berdiri di sebelah rumah sederhana dan menyendiri, di pinggir sebuah kebun lapang.Sekitar puluhan tahun lalu.
Pohon itu sudah begitu tua namun tetap bertengger disana ,hingga beberapa tahun lalu ketika seorang tetangga yakni Pak RT yang juga rumahnya belum lama dibangun pas di sebelahnya,sempat tersetrum listrik ketika sedang memperbaiki tower air, di atas lantai 2 rumahnya,untungnya dirinya tersangkut di dahan pohon sawo tersebut.
Kembali ke cerita tentang pohon sawo yang sama,sebelum dibangun rumah tingkat di sebelahnya,yang diceritakan puluhan tahun lalu,ketika rumah-rumah masih begitu sederhana dan listrik belum merata,mbah Sastro seorang perempuan yang bekerja serabutan dan tinggal sendiri di rumah itu,untuk penerangan rumahnya hanya memakai lampu minyak tanah.
Konon mbah Sastro bersuamikan genderuwo yang menempati pohon sawo sangat besar di lingkungan daerah kraton tersebut.
Jaman dulu memang katanya ,berdasarkan cerita ada yang punya suami genderuwo.Genderuwo ini kata orang bisa berubah bentuk menjadi seseorang yang ingin ditirunya.Istilah jawanya'Membo-membo 'atau menyamar atau meniru.
Daerah atau tempat mbah Sastro yang sudah tiada cukup lama itu, memang banyak pohon sawonya.Bahkan ada beberapa cerita,saat akan dibangun sebuah rumah,ada tukang bangunan yang waktu tidur, dipindahkan dari tempat dia tidur semula ,lalu bangun-bangun sudah ada di dekat sumur yang waktu itu masih memakai timba.
Entah cerita itu nyata atau tidak pada jaman itu,tetapi mbah Sastro terkenal dengan 'mbah Sastro yang bersuamikan genderuwo'.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H