Bukankah masih bahagia di negeri kita? Jika membandingkan penderitaan ganda seorang wanita yang kehilangan pendampingnya
Ketika suatu negeri mengucilkannya,mengharuskan makan hambar rasanya,mengambil seluruh warisan dari mendiang suaminya,menganggapnya seperti penderita penyakit yang layak dijauhi dan diinjak kaki,bahkan harkat hidup minimum pun tiada punya,semua anaknya diambil keluarga mendiang suaminya
Lalu pada masa sebelumnya bahkan mereka lebih suka ikut dan bersama dengan pendampingnya,daripada raganya hidup tetapi jiwanya amat-amat sangat sekarat
Mungkin memang berat,tetapi begitu merana melihat penderitaan yang diderita oleh negeri sana,ini bukan tentang apa-apa,tetapi setidaknya masih ada rasa merdeka dan bicara disini
Bukankah masih berbahagia di negeri ini?
Diriku bertanya.
Entahlah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H