Wanita berumur itu mengenangkan masa mudanya saat duduk memandangi  langit cerah  suatu sore, bersama cucu-cucunya dan hidup dengan penuh rasa bahagia
Semua kepahitan masa lalu terbayar sudah dan menikmati hidupnya di usia renta dan tak kurang suatu apa
Ingatan saat dijodohkan dengan pria yang pandai bermain sepakbola dan terhormat, mengarungi samudera pernikahan yang sangat bahagia, hanya selama lima tahun karena suaminya yang dulu sangat memanjakannya, meninggal karena jantungnya
Beberapa tahun kemudian dinikahkan lagi dengan seorang pria yang hanya tahu arti bersenang-senang dan seenaknya hingga harta dan perhiasan wanita itu lama kelamaan habis, belum lagi suaminya adalah suami yang kasarÂ
Bertahun-tahun hidup dalam tekanan dengan satu putra dan suami yang tidak pernah membantu dan mencarikan makan untuk keluarganya, untunglah wanita itu juga bekerja
Tidak tahan dengan semua tekanan itu, sang wanita mengajukan perceraian dan ditolak serta diancam jika mengajukan gugatan, tetapi wanita itu tetap pada tekadnya melepas neraka pernikahannya
Akhirnya berhasil juga gugatan itu dan mendapatkan status sendirian lagi, di usia empat puluh tahun ,selanjutnya begitu banyak pria melamarnya, untuk menikahinya, tetapi sang wanita sudah sangat trauma, hingga bertekad hidup sendirian dan mengurusi putranya, bertekad tidak akan menikah lagi
Bertahun-tahun berjuang sendiri dengan seluruh usahanya dan bertekad menghadapi semuanya layaknya pemenang,berbagai kegagalan lalu bangkit lagi hingga berhasil, di saat putranya sudah selesai sekolah dan berusaha keras buah hatinya bisa mendapatkan semua cita-citanyaÂ
Dan sekarang disini, di teras sebuah rumah, dirinya mengingat semua hal yang berakhir indah pada akhirnya, karena dirinya bertekad menjadi pemenang dari semua tantangan yang ada di kehidupannya
Sang pemenang yang bisa mengarungi perahu, yang perjalanannya melewati musim panas dan musim dingin yang silih berganti, menjadi irama tantangan yang harus dikuasai