Ketika dia pikir dia siapa,bahkan sekarang satu tokoh kotapun tak menghendakinya,para tokoh yang dipuja menuntut pengurungnya,karir berakhir,kegelimangan tersungkur karena akutnya adu domba
Ku pernah bertemu dengannya di sebuah bandara,sendiri tak ada yang menyapa,terseok-seok jalannya,oh ternyata sudah begitu tua tapi tak sesuai dengan semua kelakuannya
Kekaguman orang terhadapnya luntur,kepintaran hanya kelicikan,waktunya habis bahkan  tak satupun tokohpun tak menghendakinya kecuali yang dimanfaatkan atau memanfaatkan
Begitu banyak kebencian karena semua tingkah lalu memecah belahnya.Dan mengotori hakiki manusia sejati.Kata para tokoh yang mengusirnya.
Inspirasi puisi dari Tribunnews 23 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H