Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Buku sebagai Tugas Wajib Pelajaran Bahasa Agar Program Literasi Dasar Bisa Berkembang

3 Mei 2019   07:30 Diperbarui: 3 Mei 2019   07:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada berapa banyak para siswa sekolah membaca buku bacaan yang bermutu?Manakala gawai  merambah hampir semua kalangan termasuk juga bagaimana para siswa  lebih cenderung menggunakan waktunya bersanding dengan gawai daripada membaca buku bacaan yang bermutu.

Tidak ada penelitian resmi mengenai hasil yang menunjukkan peningkatan atau penurunan minat membaca,akan tetapi hampir dipastikan gawai menyita sebagian besar waktu yang tersedia.

Pada masa-masa sekolah dulu, ketika gawai belum muncul, bahkan buku hanya bisa didapat dari perpustaakaan sekolah dengan persediaan yang cukup terbatas dan kepemilikan buku sebagai sesuatu hal yang cukup mewah karena adanya berbagai kendala termasuk sedikitnya toko buku yang lengkap di sebuah kota kecil.

Pada masa-masa itu mading atau majalah dinding merupakan sesuatu yang masih dilirik dan diminati para siswa saat beristirahat,membaca majalah dinding.Kebetulan juga guru Bahasa Indonesia kami cukup gencar memberi tugas atau semacam menyarankan :Isilah Majalah Dinding kalian dengan tulisan-tulisan kalian yang bisa berupa cerpen atau puisi dan akan menambah nilai kalian.

Penuh semangat beberapa yang punya bakat menulis ,mengembangkan karyanya.Termasuk beberapa resensi buku bacaan yang waktu itu dipinjam dari perpustakaan sekolah kami, yang tidak begitu lengkap jika dibandingkan dengan perpustaakan masa kini.

Barangkali hanya sekedar saran,ketika beberapa waktu kemudian,majalah dinding diganti dengan majalah sekolah perbulan atau per triwulan.Tetapi berasa berbeda membaca dari Mading yang dihias dengan kreatif dibandingkan dengan majalah sekolah yang diterbitkan.Mengacu pada hal yang demikian ,alangkah baiknya belajar dari bagaimana dulu membaca dan menulis cukup disukai.

Yang pertama barangkali mewajibkan siswa membaca buku ,masing-masing siswa berbeda buku dan kemudian membuat semacam ringkasannya.

Yang kedua memperkenalkan perpustakaan yang bisa memberi efek cinta membaca.

Yang ketiga diadakannya lomba menulis di sekolah secara berkala dan diberi penghargaan.Disamping didorong mengikuti berbagai lomba menulis dengan bimbingan terlebih dahulu tentunya.

Yang  keempat sebagai tugas akhir dari pelajaran Bahasa,mewajibkan siswa untuk mencatat sudah membaca buku apa saja.

Mengingat begitu banyak tugas siswa sekolah yang harus dihadapi,barangkali perlu dipertimbangkan lagi bagaimana upaya serta cara agar siswa bisa mencintai membaca serta menulis dan mengembangkan literasi dasar tersebut sebagai sesuatu'kebiasaan' yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun