Lima tahapan dalam Laboratorium Inovasi Kota Samarinda telah dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda. Lab. Inovasi merupakan kelanjutan kesepakatan yang telah dibuat antara Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI) dengan Pemerintah Kota Samarinda. Pencapaian terbesar dalam Lab. Inovasi Kota Samarinda adalah gerakan inovasi seluruh SKPD secara bersama-sama, dalam tempo yang singkat satu tahun (Januari – November). Selain itu dalam perjalanan Lab. Inovasi telah di torehkan prestasi berupa penghargaan INAGARA AWARDS 2016 untuk kategori salah satu kota terbanyak berinovasi di Indonesia. Meskipun demikian, semua ini baru langkah awal dari banyak agenda inovasi yang akan dilalui oleh Kota Samarinda tahun-tahun mendatang.
Saat ini seluruh tahapan dalam model Inovasi yang dikembangkan oleh LAN-RI yang dikenal dengan konsep 5-D: Drum Up, Diagnose, Design, Deliver, dan Display, telah dilaksanakan dengan sukses.
Tahap Drum Up merupakan tahapan pertama untuk menginspirasi dan menggugah semangat berinovasi. Kesadaran dan kemauan untuk berinovasi ini menjadi kondisi prasyarat sebelum inovasi dilakukan. Tahapan ini sukses diselenggarakan di dua tempat dan di dua waktu berbeda, yaitu di Auditorium PKP2A III LAN pada tanggal 8 Maret 2016, untuk seluruh SKPD induk, Kecamatan, dan Kelurahan. Sedangkan Drum Up untuk UPTD, UPTB, dan BUMD dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2016 di Balaikota Samarinda.
Diagnose merupakan tahapan kedua untuk mengukur tingkat kesiapan SKPD di Kota Samarinda dalam berinovasi dan mengidentifikasi serta menemukan ide inovasi. Tahap ini bertujuan untuk memetakan tingkat kesiapan berinovasi masing-masing SKPD serta memampukan untuk mendiagnosa masalah yang ada di organisasi, menentukan prioritas masalah, dan menemukan ide untuk mengatasi masalah tersebut. Tahapan ini sukses dilaksanakan pada tanggal 15-18 Maret 2016 dengan ide inovasi yang tergali lebih dari 350 inovasi.
TahapDesignmerupakan langkah ketiga untuk merancang desain/prototype inovasi secara lebih detail dan siap untuk diimplementasikan. Pada tahap ini akan diberikan pemahaman mengenai cara mendesain rencana kegiatan pelaksanaan inovasi, identifikasi stakeholders, dan strategi komunikasinya. Selain itu juga dilakukan penandatanganan komitmen inovasi sebagai bagian dari kinerja kepala SKPD. Untuk fase ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 Maret 2016 dan dihasilkan kurang lebih 341 desain inovasi.
Tahap kelima adalah Deliver. Pada tahapan/ langkah keempat ini SKPD sudah harus mengimplementasikan inovasi kedalam wujud aksi bukan lagi ide. Selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan metode assessmentmandiri setiap bulannya. Selain itu kegiatan Monev dilakukan dengan mengunjungi beberapa SKPD yang dipilih secara acak untuk memastikan inovasi yang sedang diimplementasikan tetap berjalan. Dari fase ini ada beberapa inovasi yang kemudian tidak bisa dilanjutkan karena beberapa permasalahan. Sehingga sampai dengan tahap ini dihasilkan 311 inovasi dari seluruh SKPD. Waktu pelaksanaan pada tahap ini adalah dari Bulan Mei – Oktober 2016.
Tahapan terakhir disebut dengan Display. Tahapan ini merupakan tahap kelima untuk melakukan pameran dan promosi inovasi. Tahap ini bertujuan untuk menyebarluaskan kegiatan inovasi yang telah dilakukan kepada stakeholders terkait, termasuk kepada masyarakat luas. Kegiatan terakhir dalam konsep 5 D kali ini akan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyelenggaraan event tahunan Festival Mahakam ke-16.
Kegiatan Display inovasi ini sendiri mengambil tema “Pesta Inovasi Samarinda”. Penyelenggaraannya dilakukan di Mall terbesar di Kota Samarinda, yaitu Big Mall. Tempat acara tersebut dipilih selain agar lebih meriah, juga untuk menggaet masyarakat yang lebih banyak untuk datang mengunjungi stand/ booth pameran. Para peserta sebenarnya tidak dibatasi jumlahnya, artinya seluruh SKPD diundang untuk ikut serta memamerkan hasil inovasinya. Namun demikian, peserta yang konfirmasi bisa ikut serta berjumlah 75 stand/ booth pameran. Setelah dibuatkan layout stand/ booth nya ternyata jumlah tersebut pas diadakan di satu lantai mall. Sehingga jumlah tersebut dirasa ideal, dan acara bisa berjalan dalam satu tempat dan tidak terpisah di lantai yang berbeda. Dalam penyelenggaraan “Pesta Inovasi Samarinda” akan dilakukan kegiatan Diskusi Interaktif dengan menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai elemen untuk membahas kelanjutan Lab. Inovasi Kota Samarinda, sekaligus menggerakkan lebih banyak lagi aktor yang terlibat untuk berinovasi.
Laboratorium Inovasi Kota Samarinda tahun pertama ini dilaksanakan dengan semangat menggerakkan seluruh SKPD untuk berinovasi. Membiasakan diri dengan melihat fenomena dilingkungan SKPD masing-masing, menggali masalah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD nya, serta belanja ide dari berbagai sumber inovasi di berbagai saluran/ media, akan dijadikan sebuah budaya baru dalam berinovasi di Kota Samarinda. Untuk tahun berikutnya tentu akan dilakukan seleksi inovasi yang lebih ketat dan memenuhi kaidah-kaidah inovasi yang baik. Sehingga tahun-tahun mendatang diharapkan akan banyak inovasi dari Kota Samarinda yang bisa ikut berkompetisi di berbagai tingkat kompetisi inovasi dari skala daerah, nasional, hingga internasional.
Namun demikian tujuan terpenting dari inovasi yang dilakukan adalah manfaat perbaikan penyelenggaraan dan pelayanan Pemerintah Kota Samarinda kepada masyarakat yang semakin cepat, mudah, murah, dan inovatif. Sekaligus inovasi yang paling inovatif adalah bagaimana menggerakkan seluruh komponen/ unsur, dari pemerintah, pemerintah daerah, korporasi, media, serta masyarakat luas bisa ambil bagian secara aktif (kolaboratif) dalam memecahkan problematika kota menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan inovatif. Sehingga cita-cita menjadikan Kota Samarinda yang kreatif dan inovatif bisa terwujud di masa mendatang.
Inovasi salah satunya adalah mengasingkan yang biasa, dan membiasakan yang asing. Inovasi harus menjadi gaya hidup semua lapisan masyarakat, karena dengan inovasi kita bisa bersaing dikancah lokal, nasional, dan global. Bukan hanya semboyan NKRI harga mati saja yang kita gaungkan, namun saat ini tentu relevan jika kita tambahkan pekikan “Inovasi harga mati!”