Mohon tunggu...
Fadlan Hidayat
Fadlan Hidayat Mohon Tunggu... -

belajar menuangkan pikiran;

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Cintamu Memutuskan Memilih

7 Oktober 2012   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:09 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“Pada akhirnya, cinta yang kita miliki memutuskan untuk tidak terlalu memusingkan soal fisik. Bahkan sejak pertama kali ketertarikan itu datang”

Cinta yang telah tertanam dalam diri kita, bagaikan benih yang telah ditabur Pencipta pada sebuah ladang bernama manusia. Tertanam sebagai fitrah. Hingga suatu ketika karena hujan, angin dan sinarnya matahari secara alami cinta itu akan tumbuh. Cinta sebagai unsur internal yang tetap, akan merespon dinamika unsur internal; sosok, pengalaman, dsb.

Karena cinta sebagai unsur internal yang tetap, maka penampakannya tidak berubah, yaitu ketertarikan. Fitrahnya, ketertarikan itu kepada lawan jenis kita. Siapa yang laki-laki tertarik dengan lawan jenisnya yang bernama perempuan. Jadi laki-laki jatuh cinta bukan pada sesama lelaki. Begitu juga sebaliknya.

Telah menjadi rahasia umum, bahwa ketertarikan pada lawan jenis berawal dari penampilan fisiknya. Entah rupawannya, kulitnya, tubuhnya dsb. Sebutlah itu soal kulitnya. Dan tidak semua kulit menyimpang isi yang luar biasa, seperti kerang yang menyimpang mutiara di dalamnya. Kita yang pernah beli kacang rebus tentu punya pengalaman, bahwa kulit yang membungkusnya bukan jaminan isi kacangnya ada atau tidak, baik atau rusak.

Pada akhirnya, cinta yang kita miliki memutuskan untuk tidak terlalu memusingkan soal fisik. Bahkan sejak pertama kali ketertarikan itu datang. Barangkali kita meraihnya karena kekaguman atas karakter seseorang yang kuat dan tangguh. Barangkali juga karena kecerdasannya menyelesaikan masalah. Atau kehumorisannya yang berenergi menghadapi tekanan. Atau bagaimana sikapnya yang penuh menghormati, atau perilakunya yang melindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun