“Perang” antara dua kubu yang akan bertarung di putaran kedua Pilkada DKI mulai terasa saat memasuki bulan puasa kemarin, berbagai pernyataan para Tim sukses muncul menyikapi suasana bulan puasa yang akan dilalui menjelang putaran kedua tersebut. Pasangan yang kalah diputaran pertama berusaha meyakinkan Publik bahwa kegiatan-kegiatan mereka selama bulan puasa hendaknya tidak dicap sebagai sesuatu yang mencederai proses Pemilihan atau dianggap menyalahi aturan. Sementara pasangan yang menang di putaran Pertama juga mencoba “mengingatkan” berbagai pihak agar waspada terhadap cara-cara curang dengan memanfaatkan momentum bulan puasa seperti sekarang ini.
Sepertinya sah-sah saja kalau para tim sukses memanfaatkan momentum bulan puasa saat ini dengan semaksimal mungkin. Bisa jadi tradisi “saling memberi” atau “saling berbagi” bisa dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan timses, kareana beda-beda tipis dengan aktivitas kampaye. Satu hal buat mereka para tim sukses perlu berfikir lebih kreatif dan harus kerja lebih keras lagi, agar para pemilih yang sudah mendukung mereka diputaran pertama tidak “Pindah” ke kandidat lawan, dan berharap akan mendapatkan dukungan lebih banyak lagi dari para pendukung Kandidat-kandidat yang tersingkir diputaran pertama kemarin.
Berita-berita atau cerita-cerita tentang Kampanye hitam, atau Kampanye putih selama Pilkada di Jakarta tentunya tidak hanya terjadi sebelum memasuki bulan puasa atau saat seperti sekarang ini, apalagi Cerita tentang kampanye yang bersifat SARA Masyarakat sudah siap dengan cerita-cerita tersebut, walaupun memang akan semakin kencang dalam minggu-minggu menjelang pemilihan.
Yang kelihatan “sibuk” dan “Panas” selama bulan puasa yang baru mau genap seminggu ini memang para Tim sukses, baik tim sukses yang resmi maupun yang tidak resmi, yang seru jika melihat “pertarungan” di Media sosial, Beragam komentar, statistik dan peryataan, mulai dari yang menyajikan baik dengan data yang valid maupun yang abal-abal, bahkan data-datanya masih Tobe Continued alias masih ada sambungannya katanya begitu.
Lalu bagaimana dengan masayarakat pemilih itu sendiri ?, Sepertinya mayoritas pemilih saat ini, umumnya masih sibuk mikirin Buka puasa pakai apa ?, Sahur makan apa ?, menjelang lebaran mikirin berapa THR yang bakalan diterima, cukup tidak untuk ikut lebaran. Setelah itu mikirin persiapan lebaran, Mudik lebaran dan dengan segala pernak-perniknya, setelah Lebaran Mikirin Silaturahmi mau kemana ketemu siapa aja acara halal bilhalal dan seterusnya.
Bagi yang tidak menjalankan Ibadah puasa, mereka juga punya kesibukan masing-masing setidaknya punya kesibukan untuk turut berpartisipasi menghormati yang puasa walaupun masih ada yang jualan nasi “ngumpet-ngumpet” namanya juga Jakarta.
Jadi Agenda masayarakat Jakarta masih banyak menjelang Pilkada putaran kedua. Bagi para Tim sukses sabar-sabar saja terutama yang menjalankan puasa. Rasanya masyarakat tidak perlu lagi disuguhi kampanye-kampaye yang merendahkan atau malah membodoh-bodohi. Karena Pilihan yang ada didepan mata untuk menjadi pemimpin Jakarta lima tahun kedepan yang ada ya cuma itu mau diapain lagi !. Jadi selamat Menikmati bulan Puasa, dan siap di Putaran kedua Pilkada Jakarta (.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI