Partai Penyisihan (Pilkada putaran pertama) sudah berlalu, yang tampil diputaran final hanya tinggal "pertandingan" pasangan Foke-Nara dengan Jokowi-Ahok. Selama menunggu Putaran kedua, ibarat pertandingan bola, waktu istirahat masing-masing tim dilewati dengan pertunjukan yang tak kalah serunya dengan pelaksanaan Putaran pertama itu sendiri.
Berbagai respon dan persiapan atas hasil putaran pertama membuat masing-masing kubu melakukan berbagai cara agar bisa membuat peluang yang lebih baik pada putaran kedua nantinya. Memang Pilkada DKI khususnya, tidak semudah itu digambarkan ibarat sebuah pertandingan sepak bola. Pilkada DKI menjadi sebuah pertaruhan yang sangat penting kalau tidak ingin dibilang krusial bagi masing-masing kekuatan.
Pencapaian masing-masing kontestan Pilkada ini tentunya menjadi penilaian tersendiri baik di intrenal tim maupun penilaian yang dilakukan oleh masyarakat yang mengamati dan mengikuti jalannya Pilkada. Bagi para pengamat politik, akademisi, peneliti dan lain-lainnya yang sejenis tentunya ukuran-ukuran analisa yang mereka punyai terhadap kedua pasangan terkadang jauh dari apa yang mereka perkirakan walaupun ada yang mendekati tapi tidak telalu terlihat. Sementara masyarakat pemilih secara umum tidak lagi bisa “digiring” hanya kepada isyu-isyu murahan.
Bagi sebagian kelompok masyarakat tidak juga bisa dipungkiri, isyu-isyu yang berkembang selama Pilkada juga menjadi ukuran bagi mereka untuk bahan-bahan penilaian yang akhirnya menjadi sebuah keputusan untuk memilih diantara kedua pasangan calon pemimpin Jakarta. Dibeberapa kalangan yang mempunyai kepentingan-kepentigan tertentu, isyu-isyu yang dibangun dan dikembangkan terkadang sudah tidak lagi relevan dengan keadaan nalar dan logika berfikir masayarakat saat ini, yang begitu mudah untuk mendapatkan akses informasi.
Putaran kedua ini, Perubahan strartegi sepertinya wajib bagi kedua Kubu yang akan “bertanding” pada tanggal 20 September nanti. Kicauan-kiacauan ataupun kecaman-kecaman yang datang dari para penonton (Publik) tentu sudah seharusya mendapat respon, terpenting bagi kedua kandidat yang akan bertarung komitmen terhadap aturan-aturan “permainan” yang telah disepakati wajib dijunjung tinggi. Akhirnya Publik pun berharap Putaran Kedua Pilkada DKI kali ini akan berjalan mulus, seru dan penuh dengan spotifitas walaupun dalam dunia perpolitikan Indonesia saat ini jarang jarang terjadi. Selamat Memilih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H