Mandarin berbahasa asli Cantonese sesaat setelah narasi frame film “Twilight of The Warriors: Walled In” dimulai. Sutradara Soi Cheang mengambil latar belakang klasik terkait kisruh antar-triad di Hongkong era 1980-an.
Aksi laga versi blockbuster sudah mendominasi filmKendati diklaim sering gagal menghasilkan film “jawara” festival, namun dalam film kali ini Soy Cheang boleh dikata berhasil menampik opini beberapa pengamat film Hongkong tersebut.
Dalam film teranyar yang dibintangi banyak aktor "legend" Hongkong tersebut, ia sukses menampilkan wajah Hongkong yang suram di bawah kolonialisasi Inggris dalam festival film Cannes.
Hongkong lawas yang identik dengan triad, polisi korup, peredaran narkoba, trafficking atau perdagangan dan penyelundupan orang, perjudian, serta prostitusi memang berhasil digambarkan secara apik. Bahkan, jika diperhatikan saksama detail gaya rambut dan berbusana era itu seperti ikat pinggang hingga kacamata.
Demikian pula ikonografi Hongkong era 1980-an secara visual dilukiskan sangat baik, khususnya realita penggambaran kota kumuh dengan labirin paling padat dan berbahaya di dunia, Kowloon Walled City atau Kota Tembok Kowloon sebelum dibongkar pada 1993.
Sekadar diketahui, film yang dibintangi Raymond Lam, Louis Koo, Sammo Hung, Terrance Lau, Philip Ng, dan Richie Ren tersebut menduduki urutan kesembilan box office film Hongkong setelah sebulan penayangannya.
Twilight of The Warriors: Walled In sendiri seperti dirilis China Movie Data Information Network dalam jurnal mingguannya pada edisi 3-9 Juni 2024, berhasil meraup pendapatan sebesar 675 juta dolar Hongkong.
Aksi-aksi Kungfu yang Memukau
Melalui aksi kungfu yang memukau dari para pemeran film ini, Soi Cheang paling tidak masih bisa didapuk sebagai salah satu sutradara terbaik untuk film-film bergenre “action” dunia perfilman saat ini.
Seperti film-film laga besutannya yang memacu adrenalin penonton, ia langsung mendominir plot dengan aksi-aksi kelahi yang dramatik. Sehingga, dari dari awal hingga akhir film dimulai penonton dibuat hampir tidak dapat menarik napas.
Kisah dimulai dari seorang imigran gelap bernama Chan Lok Kwan (Raymond Lam) yang memasuki Hongkong dari Tiongkok Daratan (China). Ia secara tidak sengaja memasuki Kowloon.