Salah satu resto di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Waroenk Oebufu tidak ketinggalan mengakomodir kebutuhan steik bagi para penikmat kuliner di daerah berjuluk "Kota Sasando" ini.
Dalam upaya merangkum pembahasan terkait kuliner untuk artikel "Foodie" di Kompasiana.com, penulis berusaha menggali validitas bahan tulisan ke berbagai sumber termasuk langsung kepada pelaku kuliner dan koki yang mengepalai kompartemen pantry restoran ini.
"Tidak sekadar steik biasa namun kami menawarkan steik unik berbahan ayam yang dinamakan Double Decker," jelas Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko saat ditemui belum lama ini di Waroenk Oebufu, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang.
Menurut Niko, steik yang ditawarkan pihaknya lain dibandingkan steik yang ditawarkan restoran ataupun kafe pada umumnya.
"Sebab tidak hanya lezat dengan bahan daging ayam yang legit tetapi juga karena porsinya yang lebih besar," bebernya.
Besar yang dimaksud Niko tidak lain lantaran potongan daging ayam yang disajikan pihaknya adalah ganda atau "double".
"Tak hanya itu sebenarnya, pelengkap daging ayam kami juga tidak kalah lezatnya, karena ada potongan-potongan kentang goreng atau french fries, saus mayonais dan bolognese, serta potongan wortel dan buncis," paparnya.
Niko mengungkapkan, bahan steik tersebut dipotong selebar kurang lebih telapak tangan orang dewasa dengan ketebalan sekitar 1,5 sentimeter.
"Setelah dilumuri perisa seperti lada, garam, serta bumbu lainnya, selanjutnya, dipanggang atau digoreng menggunakan mentega," imbuhnya.
Niko menjelaskan, kebanyakan steik dipotong tegak lurus dengan serat otot. Tujuannya agar hal tersebut menambah kelegitan daging.
"Steik biasanya dimasak dengan cara dipanggang, walaupun juga lumrah digoreng atau dibroil," tutupnya.