Namanya "Luka"
ia datang seperti hantu
tak diundang juga tak diantar pulang
Kendati tak diundang juga tak diantar pulang
ia merupa dalam bayang-bayang
enggan lenyap meskipun mentari menyembul di timur
Seperti kemarin malam
seutas benang rindu penuh renjana
ia bentangkan sepanjang riwayat cinta
melayang seperti layang-layang
tak berarah, tak bertepi
Luka, kapan kau pulang untuk selamanya
tak perlu lagi kau datang atau diantar pulang
lalu kembali mengoyak kalbu dengan sunyi yang pilu
Luka, pergilah untuk selamanya
cukup sudah lara yang kau rancapkan seperti belati
kendati sarungnya dari emas berhiaskan permata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!