Aku getas
di antara sepasang ekuator matanya
yang memicing serupa bulan sabit di horizon baur
Renjana tak lagi berwarna
sebab ia mengelabu seperti debu yang sendiri
dalam diamnya yang kemu
dalam binarnya yang semu
Malamku sepi seperti sunyi yang bingar
Diiringi lagu lara lelawa di tengah malam
memekik sedih dalam ujar
: di manakah binara yang pernah terbangun?
Sungguh,
renjana tinggal sejengkal
sebab ia hanya sejumput asa yang hilang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!